KUNINGAN (MASS) – International Womens Day atau Hari Perempuan Sedunia merupakan momentum yang setiap tahun dirayakan oleh berbagai aktivis gerakan perempuan di wilayah dunia. Mereka menggelar acara yang membangkitkan semangat perempuan untuk kemerdekannya sebagai manusia dalam memperoleh keamanan dan perlindungan.
Hal ini tak terkecuali di Kabupaten Kuningan yang juga diselenggarakan oleh Korps Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Putri (Kopri) yang lokus gerakannya hari ini fokus pada kaderisasi dan isu perempuan.
Kegiatan diskusi terbuka ini mengangkat tema “Gerakan Kolektif Memanusiakan Perempuan”. Tema ini diangkat atas respon sahabat-sahabat Kopri PMII terhadap berbagai kasus kekerasan yang terjadi dan sebagian besar korbanya adalah perempuan dan anak.
Dalam diskusi terbuka tersebut ditampilkan informasi bahwa diantara kasus kekerasan yang banyak terjadi adalah kasus kekerasan seksual, sehingga ini juga semakin menjadi latar belakang yang kuat atas harapan segera dilakukan pengesahan RUU Penghapusan Kekerasan Seksual.
Point penting dari RUU ini diantaranya adalah bagaimana pelaku ditindak sesuai klasifikasi kekerasan seksual yang dilakukan serta bagaimana korban mendapatkan perlindungan dan pemulihan secara fisik, psikis dan stigma sosial.
Mengupas soal kekerasan terhadap perempuan baik kekerasan fisik, kekerasan seksual ataupun kekerasan non fisik lainnya yang menjadi tema besar gerakan perempuan. Kopri kuningan menggandeng berbagai LSM yang fokus pada isu perempuan diantaranya Fahmina Institute dan WCC Mawar Balqis.
Untuk narasumber dalam duskusi terbuka ini berasal dari kedua LSM tersebut yaitu Sahabat Idha Adhia SPd yang juga merupakan Mabincab Kopri Kuningan. Lalu, sahabat Sa’adah SH menghadirkan juga aktivis perempuan muda kuningan sahabat Nida Nurkholillah, S.H.
Dalam diskusi terbuka yang berlangsung interaktif ini hadir sahabat-sahabt PMII dari setiap level kepengurusan dan beberapa mahasiswa Uniku, Unisa , Aktivis Perempuan Kristen Kuningan, HMI dan Kohati, serta sekretaris FSLDK Cirebon Raya.
Ketua Kopri Kuningan Okky Asy’ari mengatakan, dalam mengurangi kasus kekerasan yang terjadi terhadap perempuan tidak akan maksimal jika hanya dilakukan oleh perseorangan atau satu kelompok gerakan Kopri misalnya, sehingga Kopri PMII menginisiasikan perlu adanya gerakan kolektif yang dilakukan baik oleh perempuan dan laki-laki serta dari berbagai kelompok yang responsif terhadap kasus perempuan.
Kekerasan terhadap perempuan dan anak juga banyak terjadi di kabupaten Kuningan sehingga diakhir diskusi seluruh peserta yang mengikuti rangkaian kegiatan ini menyatakan sikap komitmennya dalam menolak kekerasan terhadap perempuan karena merdeka adalah bebas dari kekerasan terhadap perempuan. (agus)