KUNINGAN (MASS)- Banyak kisah menarik mengenai pelaksanaan Pilkades serentak di Kabupaten Kuningan. Dari 203 desa yang menggelar Pilkades ada 587 calon kades dengan 462.636 jumlah pemilih.
Dari informasi yang kuninganmass.com himpun banyak kisah yang menarik yang dingungkap. Bukan masalah para calon yang menyiapkan uang hinngga ratusan juta atau banyak calon yang menggunakan jasa paranormal agar bisa menang.
Tapi ada juga yang gara-gara beda pilihan menjadi bertengkar dan puncaknya akan saling bacok. Kasus ini terjadi di salah satu desa.
kuninganmass.com tidak akan menyebutkan nama desanya. Kisahnya bermula dari sang ayah yang beda pilihan dengan sang anak. Ayahnya meminta anaknya untuk memilih calon jagoaanya. Justru si anak memilih calon lain yang dianggap baik.
Kontan saja ini membuat sang ayah murka akan membacok sang anak. Untungnya si anak memilih lari dan warga meleraiknya. Itu contoh kecil dari beda pilihan. Padahal di era demokrasi beda pilihan hal lumrah.
Kisah lainnya adalah adalah saling usir antara tetangga. Awalnya berhubungan baik dan salah satu tetangga itu membuka warung. Gara-gara beda pilihan itu tetangganya mengusir agar warungnya dibongkar.
Kebetulan warungnya itu menempel dengan lokasi tetangga. Dengan berat hati tetangga itu membongkar dan mereka tidak mempermasalhkan. Para tokoh setempat langsung mendamaikan kedua belah pihak. Pasaknya takut terjadi apa-apa.
“Alhamduillah tidak memanjang. Kami sudah mengingat jangan baper (bawa perasaan) dalam Pulkades . Tapi sulit juga karena gengsi dan harga diri,” ujar salah satu Panitia Pilkades yang enggan disebutakan namanya.
Sementara itu, cerita lainnya adalah tidak saling menyapa dengan tetangga. Padahal, awalnya baik. Kedewasaan menjadi kunci dalam Pilkades dan para tokoh masyarakat pun harus turun tangan.
“Ah gara-gara Pilkades saya tidak saling sapa dengan tetangga. Padahal, saya mah bukan pendukung hanya saudaranya saja,” ujar pria yang mengakiu bernama Opik.
Terpisah, Kepala DPMD Deniawan MSi melalui Kabid Pemdes H Ahmad Faruk MSi meminta, kepada warga agar Pilkades dijadikan sebagai ajang demokrasi sejati di tingkat desa sehingga dalam pelaksanaanya dapat berjalan dengan baik dalam suasana penuh kegembiraan.
“Poin kedua adalah dengan adanya pilkades ini jangan sampai merusak hubungan kekeluargaan dan persahabatan,” tandasnya.
Kemudian, pihaknya berharap Pilkades dapat berjalan dengan aman, tertib dan lancar serta menghasilkan calon kepala Desa terbaik dan point terakhir setelah selesai pesta demokrasi ini, perbedaan dukungan yang selama ini ada, dapat kembali bersatu dan bersama sama memajukan desa. (agus)