PASAWAHAN (MASS) – Pembangunan Terminal Wisata Terpadu yang direncanakan berlokasi di Desa Paniis Kecamatan Pasawahan, kelihatannya batal. Sebab lahan yang sebelumnya sudah fix untuk infrastruktur tersebut disinyalir tidak memenuhi syarat.
Pj Kades Paniis, Yadi Suharyadi mengakui, awalnya rencana itu ditolak warga. Namun dalam perjalanan tidak ada masalah lagi. Kali ini masalah muncul kaitan dengan luas lahan yang tidak memenuhi syarat.
“Seharusnya lahan untuk terminal itu 2,3 hektar. Tapi ternyata tanah desa hanya 1,3 hektar, selebihnya tanah warga yang belum dibebaskan. Kalaupun ada tanah bengkok, tapi berada di bawah SUTET sehingga bisa membahayakan,” terang Yadi saat dikonfirmasi kuninganmass.com, Kamis (10/10/2019).
Hingga saat ini pihaknya belum mendengar kabar lanjutan terkait rencana pembangunan terminal tersebut. Sedangkan masyarakat desanya telah menyilahkan dengan catatan, semisal, warga bisa berjualan, menjadi satpam dan pembangunan terminal tidak berdampak negatif bagi warga desa setempat.
“Sudah lama juga gak ada spanduk penolakan di lokasi. Intinya masyarakat tidak menolak. Untuk kelanjutannya sih gimana pemda. Pengennya sih di Paniis, tapi kalau tidak memenuhi syarat, ya gak bisa memaksakan,” ucapnya.
Dari berita sebelumnya, Pemkab Kuningan merencanakan pembangunan terminal wisata terpadu di tiga titik. Lokasinya di Paniis, Cibingbin dan Subang. Anggaran untuk 3 terminal tersebut direncanakan Rp10 miliar dari APBD provinsi.
Baca juga berita sebelumnya: https://kuninganmass.com/government/usai-diskusi-warga-dukung-pembangunan-terminal-wisata-terpadu/
Sementara pantauan kuninganmass.com Kamis (10/10/2019) siang, calon lokasi terminal tak jauh dari Gapura Selamat Datang Desa Paniis. Tampak sudah tidak terpasang lagi spanduk penolakan warga. Sedangkan lahannya sudah tidak lagi ditanami padi.
Info sementara, lokasi terminal bakal dialihkan ke luar Desa Paniis. (deden)