KUNINGAN (MASS)- Tiga tahun lalu, Yaya Fitriana (30) yang tinggal di Gang Kancra Kelurahan Purwawinangun Kecamatan Kuningan mengalami depresi hebat. Bahkan, ia sudah tidak ingat sama sekali dengan dirinya sehingga ia pun kerap tidak menggunakan pakaian.
Dengan kondisi Yaya seperti itu tidak banyak yang berbuat banyak, terlebih kedua orang tua sudah meninggal. Yaya pun kerap mengamuk sehingga kaca tetangganya selalu pecah ketika ia tidak terkendali.
Nasib Yaya terselamatkan oleh tetangganya yang bernama Krisyudi dan Wahyu. Pasangan suami istri yang berprofesi dokter itu mengobati Yaya hingga sembuh seperti sekarang ini.
“Awalnya saya ikat dia dan saya pukuli ketika dia tidak menggunakan pakaian. Saya lihat dia ada rasa takut dan tentunya kesakitan. Pada saat itu saya yakin dia bisa sembuh dan saya yakin sampah bisa didaur ulang, masa manusia tidak bisa sembuh,” ujar dr Krisyudi mengisahkan ceritanya kepada kuninganmass.com, Sabtu (5/10/2019) pagi.
Meski tindakannya memukuli dan mengikat Yaya diprotes keluarga dan kerabatnya. Namun, itu tidak menghalangi untuk mengobati Yaya dan pria lajang itu langsung di kirim ke rumah sakit jiwa di Bandung untuk dirawat.
“Saraf dia normal hanya kejiwaan yang terganggu dan saya yakin dia bakal sembuh. Dan benar saja ketika dibawa pulang ke Kuningan mulai ada perubahan. Saya pun bersama istri dengan penuh sabar memberikan obat,” ujarnya lagi.
Berkat pemberitan obat teratur dan kasih sayang membuat Yaya kembali normal. Pernah suatu saat ketika ia bersama istri keluar kota ternyata Yaya kambuh karena tidak meminum obat sehingga penanganan harus dari nol.
“Akibat obat-obat ia depresi dan dulu sering onani. Kini sudah sembuh asalkan terus diobat seumur hidup. Saya ingin Yaya kembali hidup normal seperti orang lain,” ujar pria yang menjabat Kasubag Keuangan di RSUD Linggarjati itu.
Krisyudi yang juga putra dari mantan Anngota DPRD Kuningan Manjud mengaku, bukan hanya Yaya, tapi ada dua orang sudah disembuhkan akibat menderita gangguan jiwa yakni Didin dan Dina. Bahkan, yang tidak bisa ngomong pun ia berdayakan agar bisa mendiri.
“Saya ingin mereka hidup normal karena mereka mempunyai hak yang sama dengan kita. Perlu diingat sampah bisa didaur ulang, masa manusia yang ‘sakit’ tidak bisa disembuhkan,” pungkasnya. (agus)