KUNINGAN (MASS)- Jumlah Siswa SMAN I Jalaksana terus bertambah setiap tahunnya dan tahun ini total ada 1.000 siswa. Dengan kondisi seperti ini maka pihak sekolah terus berbenah sarana dan prasana.
Salah satu yang menjadi PR besar adalah sarana ibadah. Saat ini masjid tidak bisa menampung semua siswa, sehingga setiap salat dhuhur siswa harus bergantian salat berjamaan. Total ada dalam rombongan yang harus bergantian.
Situasi ini membuat siswa selalu terburu-buru dalam melaksanaka salat berjamaah, karena takut tertinggal dan kegiatan belaja mengajar dan memang selama ini selalu tertingga.
Melihat kondisi seperti ini maka pihak sekolah melakukan renovasi masjid. Peletakan batu pertama dilakukan oleh Bupati Kuningan H Acep Purnama, SH, MH pada Senin (15/4/2019).
Peletakan batu pertama tersebut dihadiri oleh Kepala Sekolah Beni Prianto serta para guru dan siswa-siswa SMAN 1 Jalaksana. Renovasi mesjid tersebut bertujuan untuk memperlebar sarana peribadatan di lingkungan sekolah karena mesjid yanga da sekarang sudah tidak bisa menampung siswa.
Dalam sambutannya Bupati Acep mengatakan, sangat menyambut baik pembangunan mesjid di lingkungan sekolah ini karena pendidikan agama harus ditanamkan sejak dini kepada generasi penerus kita. Pendidikan keagamaan sangat penting dalam pembentukan karakter, jangan sampai anak kita pintar tetapi memiliki akhlak yang kurang baik.
Sesuai dengan Visi Kabupaten Kuningan MAJU, Ma’mur, Agamis dan Pinunjul berbasis desa tahun 2023, pembangunan masjid sekolah ini bisa menjadi salah satu upaya dalam peningkatan visi agamis, karena akan meningkatkan nilai-nilai keagamaan di Kabupaten Kuningan.
Selanjutnya bupati juga mengharapkan dengan adanya pembangunan mesjid di SMAN 1 Jalaksana ini dapat menjadikan mesjid tempat bersosialisasi hal-hal yang baik untuk para siswa, baik, untuk sharing ilmu, sharing pelajaran di sekolah.
Sementara itu Kepala Sekolah SMAN 1 Jalaksana Drs Beni Suprianto menyampaikan tentang mimpi warga sekolah yang ingin memiliki tempat ibadah yang luas. Selama ini kalau salat jama’ah dhuhur bisa sampai 8 rombongan bergantian sehingga shalatnya terburu buru dan banyak siswa tertinggal pembelajaran di kelas.
“Kami ucapkan terima kasih kepada panitia dan warga masyarakat wabil khusus alumni, yang begitu semangat berkontribusi untuk pembangunan renovasi Masjid,” ujarnya. (agus)