KUNINGAN (MASS) – Ketidakhadiran pegawai RSUD Linggajati Kecamatan Cilimus pada hari Jumat usai libur Hari Raya Nyepi menjadi perbincangan. Pasalnya, tingkat kehadiran hanya mencapai 60 persen dari jumlah pegawai 380 orang dinilai keterlaluan.
Hal ini karena rumah sakit berhubungan dengan layanan kepada warga sehingga ketika pegawai tidak hadir maka pelayanan akan terbengkalai. Sekda Kuningan Dr H Dian Rachmat Yanuar MSi sempat murka dengan minimnya pegawai yang mengikuti apel dan bolos.
Bahkan, dalam apel pun pegawai yang hadir pun telat mengikuti. Sedangkan pejabat struktural yang hadir hanya lima orang dari 11 pejabat yang ada. Dan yang menjadi perhatian ketidakhadiran Direktur RSUD Linggajati dr Zaenal Aripin MKes.
Terkait ketidakhadiran pegawai Kabid Pelayana Keperawatan Ero Juhara AMK SAP memberikan penjelasan secara rinci. Menurutnya karena rumah sakit itu berhubungan dengan pelayanan, maka sistem kerjanya 24 jam.
Tentu kata dia, ada pengelompokan kategori dan ada empat kategori dimana, 1 kelompok kategori libur, 1 kelompok dinas malam, 1 kelompok dinas sore dan satu lagi kelompok fokus terhadap pelayanan pendafataran. Sebab, khusus untuk pendaftaran mereka harus sudah siap sejak pagi karena jam 07.00 WIB pasien sudah menunggu di tempat pendafatra.
“Kalau kami hitung-hitung untuk kelompok yang yang tidak mengikuti apel 120 orang dan mereka bukan tidak hanya mengikuti apel tapi sepertinya mengabaikan,” ujar Ero kepada wartawan, Jumat (8/3/2019).
Mengenai ketidakhadiran Direktur, Ero mengaku tidak melakukan komunikasi karena langsung dengan Jojo. Sedangkan Kabag Umum dan Keuangan dr Krisyudi sedangkan menyampaikan proposal ke Jakarta.
Sementara pejabat lima yang hadir selain dirinya, Ero menyebutkan adalah Kasi Etika Bidang Keperarawatn Hj Teti, Kasi Penunjang Anton, Kasubag Rekam Medik Hj Dedik, dan Kasubag Kepegawaian Hendi.
“Saya jujur tidak kaget degan kehadiran Sekda karena bagi kami yang biasa apel sudah menjadi tanggungjawab. Selama ini ada teloransi kepada pegawai ketika mau pulang cepat dan masuk terlembat yakni memberikan surat keterangan kepada pimpiman. Selama ini pegawai diberikan tolerasi dalam sebelum maksimal dua kali datang terlambat dan dua kali pulang lebih cepat,” ujar Ero lagi.
Terpisah, Kabag Umum dan Keuangan dr Krisyudi mengaku, keberangkatan ke ibu kota karena menyampaikan profosal untuk untuk kepentingan rumah sakit. Ia pergi bersama empat rekannya dan sudah mengajukan ijin.
“Saya tengah di jalan pada saat apel pagi karena berangkat shubuh, jadi tidak bolos tapi melaksanakan tugas mengantarkan profosal,” jelasnya.(agus)