KUNINGAN (MASS) – Ikatan Mahasiswa Kuningan atau IMK lahir 10 Oktober 1993. Usia 25 tahun merupakan simbol tahap menuju masa dewasa dan telah lepas masa remaja yang penuh gejolak emosi. Visi pendirian IMK berakar pada konsep “runtut raut sauyunan”. Runtut raut sauyunan merupakan basic culture yang tertanam dalam values of life nya orang sunda. Runtut raut sauyunan dapat dipahami sebagai sebuah awarness of togetherness (kesadaran untuk bersama) sehingga menghadirkan rasa damai, seia sekata, saling mengimbangi, dan melengkapi kekurangan teman.
Runtut raut bermakna dasar terstruktur dalam tatanan sementara sauyunan bermakna seiring dalam pemahaman.
Runtut raut sauyunan tidak akan terjadi jika tidak diawali dengan “kumpul ngariung” atau kumpul bersama. Kumpul ngariung merupakan aktivitas akademik warga IMK yang mengadaptasi dari sebuah terma religius “halaqoh” atau meminjam bahasa para suhu Filsafat, yakni Socrates, Plato, Aristoteles yang selalu membudayakan pertemuan di sebuah “lyceum” yang didalamnya selalu membahas nilai-nilai kehidupan dan dikenal dengan ber-dialektika.
IMK hadir atas para inisiator untuk membuat bridging (jembatan) antara academic competences dan organization skills. Kesuksesan seorang IMK adalah dengan adanya kombinasi kemampuan akademik yang mumpuni dan keterampilan organisasi yang baik. Kompetensi akademik sebagai identitas utama mahasiswa sementara keterampilan berorganisasi merupakan cara praktis bagaimana konsep-konsep akademik itu dapat diejawantahkan dan kelak ditransformasikan dalam universitas kehidupan yang sesungguhnya.
Organisasi Berbasis Local Wisdom
Terminologi yang sarat dengan nilai kehidupan warga sunda dan telah diabadikan dalam hymne IMK merupakan dasar perjuangan warga IMK. Nilai-nilai itu telah disimbolkan dalam bait-bait lagu IMK sebagai berikut:
Kumpul ngariung
Nuntut elmu babarengan
Alakur eujeng dulur-dulur
Ngahiji jadi sajiwa
Ngawangun lemah cai
Tugas urang sarerea
Sangkan hirup urang di dunya
Gemah ripah loh jinawi
Ikatan mahasiswa kuningan…
Sugih elmu , jembar panalarna
Runtut raut sauyunan
Nilai filosofis yang terkandung dalam syair lagu di atas setidaknya menyiratkan tiga pesan utama yang menjadi distingsi (pembeda) dari organisasi kedaerahan lainnya.
Bait pertama menjelaskan bagaimana kekuatan individu (akademik dan organisasi) hadir dari sebuah komunitas (kumpul). Dari ‘kumpul’ itu akan memperkuat wawasan akademik, mental pejuang, menyatukan chemistry.
Bait kedua merupakan gagasan besar setelah memiliki kepaduan ide dan kesamaan persepsi di antara warga IMK, maka harus berani berkiprah. Khairu nnaas anfauhum linnas, sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi semesta. Bait kedua ini sarat pesan religius di atas yakni bagaimana warga IMK dengan segala kompetensi dan keterampilannya harus hadir di tengah masyarakat sebagai problem solver, uswah, dan penyeimbang atas berbagai perbedaan. Warga IMK harus ada di tengah masyarakat melalui karya-karya yang bermanfaat.
Lalu, di akhir bait disebutkan dengan diksi yang luar biasa yaitu “runtut raut sauyunan”. Sehebat apapun gagasan organisasi tidak akan terimplementasikan jika diantara anggotanya masih terjadi “perselingkuhan” ide dan kepentingan. Runtut raut sauyunan sebagai fondasi nilai bahwa keragaman yang ada diantara anggota dalam konteka kompetenai dan keterampilan harus dibungkus dalam kerukunan yang utuh untuk mencapai impian organisasi.
Inilah yang menjadikan IMK sebagai organisasi kedaerahan yang beda dari yang lain. Keberbedaan itu tersirat dari nilai budaya sunda yang melingkupi gerakan warga IMK: self competences and skills, social movement and sense of togetherness. Ketiganya berkelindan menuju IMK yang terus bermetamorfosa sebagai organisasi yang layak masuk di era Revolusi Industri 4.0.
Rasionalisasi ini tentu bukanlah isapan jempol semata. Parameter oraganisasi yang mampu mengimbangi era digital hari ini yaitu ketika memenuhi empat kriteria yang dimiliki kader dan pengurusnya. Empat kriteria itu terdiri dari: Critical Thinking, creative, communication dan collaboration. Keempat parameter itu telah hadir dalam tubuh dan jiwa IMK yang hari ini sudah genap di usia 25 tahun.
Semoga para pendiri senantiasa mendapatkan transfer pahala sebagai kompensasi investasi kebaikan yang senantiasa terjaga.
Selamat Ulang Tahun untuk organisasi tercinta kita yang ke 25.
Semoga semakin mencerahkan masyarakat menuju Kuningan berkemajuan.
Penulis : Nanan Abdul Manan (Kabid PA 2003-2004)