KUNINGAN (MASS) – Sebanyak sepuluh pesantren se-Jawa Barat berkumpul di Sweet Karina Hotel pada 18-20 Oktober dalam rangka Orientasi Gerakan Santri Sehat yang diinisiasi oleh LKNU (Lembaga Kesehatan Nahdlatul Ulama) bekerjasama dengan Kementerian Kesehatan. Acara ini juga difokuskan pada edukasi pencegahan Tuberkolosis (TBC).
“Gerakan Santri Sehat merupakan kepanjangan tangan dari Gerakan Masyarakat Sehat (Germas) yang diluncurkan melalui instruksi presiden No. 1 tahun 2017. Sebab kesehatan itu kebutuhan dasar semua masyarakat. Khususnya bagi pesantren,” kata Drs. Hisyam Said Budairi, M.Sc selaku ketua LKNU dalam sambutannya.
Sementara, Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Kemenkes, yang diwakili oleh Woro, menuturkan, Pemerintah sedang menggodok program khusus kesehatan pesantren. “Yang nantinya akan fokus dalam penggalakan dan pemberdayaan Poskestren,” ungkap ibu Woro, sapaan akrabnya.
Diprioritaskannya penyakit TBC dalam langkah awal Gerakan Santri Sehat ini karena TBC merupakan infeksi penyakit nomor 1 penyebab kematian di dunia. Sementara Indonesia sendiri berada dalam 3 besar negara penderita tuberkolosis tertinggi di dunia.
Dalam acara itu edukasi pencegahan TBC dipandu oleh Haria, petugas Dinkes Jawa Barat. Pada puncaknya acara ditutup oleh pemaparan tim ahli medis LKNU, dr. Makki, tentang Santri Sehat-Santri Kuat, tantangan dan solusinya.
“Untuk rencana tindak lanjut dari acara ini, insyaallah, dalam waktu dekat akan dilaksanakan mobilisasi Gerakan Santri Sehat di pesantren masing-masing. Dengan mengambil tema yang sama yaitu Edukasi Pencegahan Tuberkolosis,”terang Ust Rudi Haryanto delegasi ponpes Al Mutawally Kuningan. (deden/rl)