KUNINGAN (MASS)- Setiap musim kemarau selalu terjadi kebakaran di kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai. Begitu juga pada tahun 2018 sudah ada ratusan hektar lahan di kawan TNGC ludes terbakar.
Siang malam para petugas gabungan dari mulai BPBD, TNGC, TNI, Polri, Masyarakat Peduli Api, perangkat desa, bahu membahu memadamkan api. Bukan hanya mereka tapi juga banyak relawan yang ambil bagian dalam memadamkan api di gunung tertinggi di Jabar itu.
Salah satunya adalah Ngahiang Dawuh. Relawan ini memang umurnya baru seumur jagung atau tepatnya dibentuk tanggal 29 Juli 2018. Tapi, eksistensinya sudah terbukti, sehingga mereka sangat dibutuhkan oleh tim untuk membatu proses pemadaman api.
“Kami ingin membantu karena Ngahiang Dawauh merupakan relawan/komunitas yang bergerak di bidang kemanusian dan lingkungan. Kami siap kapan saja terjun,” ujar Ketua Ngahiang Dwauh Apif Mustofa SPd kepada kuninganmass.com, Sabtu (6/10/2018).
Diterangkan, banyak pengalaman baru ketika ikut membantu memadamkan api. Meski bertaruh nyawa tapi ketika melakukan sesuai prosedur maka akan selamat dan tim pemadam pun merasa terbantu.
Pria yang kini menjadi salah satu Kepala Sekolah Dasar di Kecamatan Kuningan mengaku, ia memberi nama komunitas Ngahiang Dawuh karena artinya. Sebagai bukti Ngahiang = Leungit, Dawuh = Carita. Ngahiang Dawuh = Carita nu ilang (Cerita yang hilang).
Apif mengaku, apabila tidak ada kegiatan yang berhubungan dengan kebencanaan, maka tiap minggu ngabolang sembari melihat lahan kritis untktuk program reboisasi. Seperti dua minggu ke belakang Ngahiang Dawuh pergi ke kawasan Pugag Desa Pinara Kecamatan Hantara . Disana ada lahan kosong bekas longsoran dan masyarakat minta pohon kemir.
“Apa yang kami lakukan bisa bermanfaat bagi masyarakat luas. Kita wajib bersama-sama membantu memadamkan api yang terjadi d Kuningan, karena bisa merambat ke permukiman,” ujar dia.(agus)