MANDIRANCAN (MASS) – Rupanya Cabup AR, H Acep Purnama MH serba bisa. Kala mengisi kampanye di Desa Nanggela Kecamatan Mandirancan, Minggu (15/4/2018), ia ikut menabuh genjring, sebuah alat kesenian tradisional islami. Suasana di desa itu pun berlangsung semarak.
Saat itu, ratusan warga Nanggela antusias menyambut kedatangan cabup nomor 3, Acep Purnama. Di desa perbatasan antara Kuningan dan Cirebon ini, Acep disambut dengan kesenian Genjring. Yaitu jenis kesenian yang tumbuh dan berkembang di wilayah Kuningan, Cirebon dan Indramayu. Alat musik utama yang dipergunakan adalah bedug dan genjring, atau rebana.
Saat berhenti di halaman Balai Desa Nanggela, rombongan Acep Purnama langsung diperdengarkan lagu-lagu bermusik genjring dari warga. Ia pun, disambut oleh tokoh pemuda Desa Nanggela yang juga Ketua Karang Taruna, Udin.
Saking asyiknya, Acep Purnama larut dengan warga yang sedang bermain genjring. Bahkan calon bupati dengan Visi Kuningan Maju ini ikut bermain genjring bersama warga. Acep Purnama pun diarak oleh warga, berjalan sekitar 300 m menuju dusun wage, tempat disediakannya sosialisasi Paslon no urut 3 ini.
Sambil bermain genjring, Acep Purnama menyapa warga yang dilalui rombongan. Warga Nanggela tampak berdecak kagum. Mereka tidak menyangka bupati yang sedang cuti ini begitu piawai bermain genjring.
“Itu Pak Acep yang pegang Genjring, hebat pa, hebat,” teriak Saniah (48), salah satu warga yang dilewati warga. Acep Purnama hanya terlihat tersenyum sambil terus berjalan dan bermain genjring.
Sambil berjalan, Acep ngobrol santai dengan warga dan para pemain genjring yang berjalan bersamanya.
“Saatnya perbatasan utara Kuningan ini kita percantik dengan pembangunan, biar tidak kalah dengan kabupaten tetangga. Sebagai desa yang terletak di wilayah perbatasan, Desa Nanggela memiliki peranan penting bagi Kabupaten Kuningan,” ujar Acep.
Menurut Acep, Desa Nanggela adalah gambaran tentang Kuningan yang pertama terlihat oleh orang-orang yang akan masuk ke wilayah Kabupaten Kuningan, khususnya dari jalur Sumber-Mandirancan sebagai jalan provinsi yang selalu padat sebagai jalur transportasi dan wisata.
Sampai di lokasi, Acep tidak kalah takjub. Di Dusun Wage, sudah menunggu sang cabup, ratusan warga yang terdiri dari kaum bapak, ibu dan pemuda.
“Selamat datang di desa kami, pak. Silahkan duduk,” sambut Wa Sapei salah satu tokoh masyarakat menyambut Acep Purnama.
“Saya ngomong pake bahasa jawa, sunda atau indonesia nih,” tanya Acep Purnama. “Bebas pak,” teriak warga yang hadir. Acep pun selanjutnya melakukan sosialisasi dan permohonan dukungan kepada warga Nanggela yang hadir. (deden)