KUNINGAN (MASS) – Koperasi Bumela, yang dikenal sebagai koperasi guru wilayah Kecamatan Garawangi dan Singangagung, belakangan dikhawatirkan para tenaga pengajar. Pasalnya, sejumlah guru terutama ASN dan P3K, yang merupakan anggota/nasabah koperasi mengaku cukup sulit saat berniat melakukan penarikan uang tabungan.
Kesulitan mencairkan uang yang ditabung itu, sontak saja membuat kekhawatiran antar anggota. Selain karena butuh uang, mereka khawatir Koperasi Bumela menuju “oleng” atau justru berujung pada hilangnya tabungan.
“Sampai aya (ada) guru nu meninggal istrina (ahli waris) bade nyandak (mau ngambil) tabungan di Bumela sesahna minta ampun,” kata salah satu guru, yang enggan disebut namanya.
Menjawab kecemasan tersebut, H. Surlan bendahara Koperasi Bumela, mengamini situasi keuangan koperasi saat ini memang sedang cukup sulit. Mulanya, ia menjelaskan bahwa selama ini pencairan gaji untuk anggota koperasi dilakukan langsung ke rekening masing-masing. Namun, beberapa guru dilakukan pemotongan langsung dari penggajian bulanan untuk setor ke koperasi.
“Beberapa anggota memang sudah meminjam dari keuangan koperasi, dan ketika akan dilakukan pemotongan, saldo mereka sudah kosong karena sistem payroll yang ada,” tuturnya kala diwawancara kuninganmass.com pada Jum’at (7/11/2025).
H. Surlan yang saat itu tengah berkegiatan di SDN Sindangagung, mengakui hal ini menyebabkan kesulitan dalam pencairan simpanan. Ia berharap agar semua anggota koperasi dapat memahami kondisi yang dihadapi saat ini. “Kami berusaha semaksimal mungkin untuk menyelesaikan masalah ini,” tandasnya.
Sebagai langkah untuk mengatasi permasalahan tersebut, H. Surlan menyebutkan koperasi berencana untuk menjual aset yang dimiliki. Penjualan aset diharapkan dapat membantu memulihkan keuangan koperasi agar lebih stabil dan memungkinkan pencairan simpanan bagi anggota.
“Kemarin si rencananya kita akan menjual aset yang ada, yaitu ada tanah dan bangunan di sekitar Taraju itu,” paparnya.
Koperasi Bumela sendiri awalnya memiliki peranan penting dalam mendukung kesejahteraan guru di Kecamatan Sindangagung dan Garawangi. Banyak guru yang ikut pada koperasi untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan mengembangkan usaha kecil.
H. Surlan menegaskan pentingnya transparansi dalam pengelolaan keuangan koperasi. Ia berharap semua anggota dapat ikut berkontribusi dalam mencari solusi agar koperasi dapat kembali beroperasi secara normal.
“Kami terbuka untuk diskusi dan masukan dari anggota, besok juga kita akan ada agenda rapat lagi, pertemuan sama anggota,” pungkasnya. (raqib)






















