KUNINGAN (MASS) – Dalam rangka Milad DMI (Dewan Masjid Indonesia) yang ke-53 dan Tahun Baru Islam 1447 H serta Hari Anak Nasional (HAN), DMI Kabupaten Kuningan akan menyelenggarakan kegiatan Gerakan Shalat Subuh 10.000 Anak Muslim se-Kabupaten Kuningan yang akan dilaksanakan Hari Ahad 27 Juli 2025 di seluruh Masjid Jami’ Desa/Kelurahan se-Kabupaten Kuningan.
Gerakan shalat Subuh berjamaah bagi anak ini perlu didukung semua pihak. Gerakan ini akan dapat berjalan berkelanjutan jika ada keteladanan dari para orang tua khususnya. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyajikan artikel tentang keistimewaan shalat Subuh berjamaah. Semoga bermanfaat.
Shalat merupakan salah satu pilar dalam bangunan Islam sebagaimana dinyatakan dalam sabda Rasulullah SAW, “Islam ditopang oleh lima hal, yaitu bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah SAW dan Muhammad adalah utusan-Nya (syahadatain), menjalankan shalat, menunaikan zakat, menjalankan ibadah haji, dan puasa di bulan Ramadhan.” (HR Bukhari).
Dalam hadits lain dinyatakan bahwa shalat diibaratkan kepala pada tubuh (HR Thabrani). Ini artinya bahwa shalat memiliki kedudukan yang penting dalam Islam. Karena itu, perintah shalat merupakan perintah yang secara langsung diterima dari Allah SWT melalui peristiwa Isra’ Mi’raj Nabi SAW. Saking pentingnya, sampai-sampai Rasulullah SAW menjadikan shalat sebagai wasiat terakhir beliau (HR Tirmidzi).
Terkait shalat Subuh, ia adalah satu-satunya shalat wajib yang disebut teksnya dalam Alquran, “Dan (dirikanlah pula shalat) Subuh. Sesungguhnya shalat Subuh itu disaksikan (oleh Malaikat).” (QS Al-Isra’ [17]: 78).
Shalat Subuh ini menjadi motor pembangkit bagi orang-orang yang memiliki tekad, dan menggerakkan orang-orang yang masih terlelap tidur untuk menyingkirkan selimut. Ia harus senantiasa dijaga, sebab tidak semua orang mampu istiqamah dalam menjalankannya. Hanya orang-orang yang memiliki kemantapan iman-lah yang akan mampu menjaga keistiqamahan dalam menjalankan shalat Subuh tersebut. “Shalat yang paling berat bagi orang-orang munafik adalah shalat Isya’ dan Subuh.” (HR Ahmad).
Shalat Subuh memiliki daya tarik, karena kedudukannya dalam Islam dan nilainya yang tinggi dalam syariat. Ada beberapa ayat Alquran dan hadits yang mendorong untuk melaksanakan shalat Subuh dan menyanjung mereka yang menjaganya.
Kita mengetahui bahwa waktu Subuh adalah waktu yang sulit. Diperlukan perjuangan untuk melawan syahwat tidur. Seseorang bila dibiarkan begitu saja akan memilih mengistirahatkan tubuhnya sampai matahari terbit dan meninggalkan shalat Subuh. Karena itu, Rasulullah SAW mengkhususkan shalat Subuh ini dengan keistimewaan tunggal dan sifat-sifat tertentu yang tidak terulang pada shalat lainnya.
Diantara keistimewaannya itu adalah, pertama, mendapatkan jaminan dari Allah SWT. Pasti, setiap kita mengharapkan jaminan, penjagaan dan lindungan dari Allah SWT, dan di antara amalan yang dapat menghadirkan jaminan Allah SWT tersebut adalah mengerjakan shalat Subuh dengan istiqamah. Hanya dengan kesungguhan yang disertai keimanan kita akan mampu melawan beratnya rintangan yang menghadang.
Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa melaksanakan shalat Subuh, maka ia berada dalam jaminan Allah, maka jangan sampai Allah menarik kembali jaminan-Nya kepada kalian dengan sebab apa pun. Karena barangsiapa yang Allah cabut jaminan-Nya darinya dengan sebab apa pun, pasti akan tercabut. Kemudian Allah akan telungkupkan wajahnya ke dalam neraka Jahannam.” (HR Muslim).
Kedua, mendapatkan rahmat dan ridha Allah SWT. Waktu Subuh adalah waktu yang paling baik untuk menjemput rahmat dan ridha Allah SWT. Karena itu, manfaatkan waktu tersebut dengan berdzikir dan bermunajat kepada-Nya.
“Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan dunia ini; dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas.” (QS Al-Kahfi [18]: 28).
Ketiga, doa Rasulullah SAW selalu menyertai. Jika Rasulullah SAW yang berdoa, maka tidak akan ada hijab di antara beliau dengan Allah SWT. Karena beliau sendiri adalah orang yang secara jasadiyah paling dekat dengan Allah SWT. Oleh karena itu, tidak ada alasan bagi kita untuk bermalas-malasan dari menyambut seruan melaksanakan shalat Subuh.
Rasulullah SAW berdoa, “Allahumma barik li ummati fi bukuriha”, Ya Allah berkahilah umatku selama mereka senang bangun Subuh. (HR Tirmidzi).
Keempat, mendapatkan pahala yang besar. Di antara keistimewaan shalat Subuh lainnya adalah bahwa Allah SWT kelak akan memberikan pahala yang besar melebihi keindahan dunia dan isinya, sebagaimana telah disebutkan dalam sabda Rasulullah SAW. “Pergilah kalian untuk melaksanakan shalat Subuh, karena di dalam shalat tersebut terdapat pahala yang besar.” (HR Ad-Darimi).
Kelima, diampuni dosa-dosanya. Manusia adalah tempatnya salah dan dosa. Tidak ada seorang pun di dunia ini yang bersih dari kesalahan dan dosa, kecuali nabi dan rasul-Nya. Melalui ibadah shalat Subuh ini, dosa-dosa kita akan terampuni meskipun sebanyak buih di lautan.
Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang tetap duduk di tempat shalatnya usai shalat Subuh hingga dia shalat Dhuha dua rakaat dan tidak mengucapkan sesuatu kecuali yang baik (dzikir) maka diampuni dosa-dosanya meskipun sebanyak buih di lautan.” (HR Baihaki).
Keenam, mendapatkan persaksian Malaikat. Waktu Subuh merupakan kondisi yang menyehatkan, karena pada waktu itu tumbuh-tumbuhan sedang mengeluarkan oksigen yang masih bersih yang sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia. Selain itu, sesungguhnya shalat Subuh itu disaksikan oleh Malaikat.
Allah SWT berfirman, “Dirikanlah shalat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam dan (dirikanlah pula shalat) Subuh. Sesungguhnya shalat Subuh itu disaksikan (oleh malaikat).” (QS Al-Isra’ [17]: 78).
Ketujuh, dilapangkan rezekinya. Pernah suatu ketika Nabi SAW shalat Subuh, setelah selesai beliau pun kembali ke rumah dan mendapati putrinya, Fathimah, masih tidur. Maka beliau pun membalikkan tubuhnya, kemudian mengatakan kepadanya, “Wahai Fathimah, bangun dan saksikanlah rezeki Rabbmu, karena Allah SWT membagi-bagikan rezeki para hamba antara shalat Subuh dan terbitnya matahari.” (HR Al-Mundziri).
Selain itu, untuk menjemput rezeki seseorang harus bekerja keras secara halal, serta menjauhi kemaksiatan, karena kemaksiatan dapat menghalangi pintu-pintu rezeki. “Maka bertakwalah kepada Allah, dan perbaguslah cara mencari rezeki. Jika rezeki salah seorang dari kalian lambat, maka janganlah ia mengejarnya dengan melakukan kemaksiatan kepada Allah, karena anugerah Allah tidak dicapai dengan maksiat.” (HR Hakim).
Kedelapan, sebagai tolok ukur keimanan. Shalat Subuh menjadi motor pembangkit bagi orang-orang yang memiliki tekad, dan menggerakkan orang-orang yang masih terlelap tidur untuk segera bangkit. Hanya orang-orang yang memiliki kemantapan iman-lah yang akan mampu menjaga keistiqamahan dalam menjalankan shalat Subuh. Karena itu, shalat Subuh ini menjadi salah satu tolok ukur untuk mengetahui kadar keimanan seseorang.
Rasulullah SAW bersabda, “Shalat yang paling berat bagi orang-orang munafik adalah shalat Isya’ dan Subuh. Padahal seandainya mereka mengetahui pahala pada kedua shalat tersebut, tentu mereka akan mendatanginya meskipun harus merangkak.” (HR Ahmad).
Kesembilan, meraih surga. Shalat Subuh yang dilaksanakan pada permulaan siang dalam suasana masih sunyi, tenang dan ditambah udara yang terasa dingin menjadi ujian tersendiri bagi orang-orang yang lemah iman. Karena itu, tiada balasan bagi orang-orang yang mendawamkan shalat Subuh kecuali surga.
Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa melaksanakan dua shalat al-bardain (Subuh dan Ashar), maka ia akan masuk surga.” (HR Bukhari). Dalam hadits lain dijelaskan bahwa barangsiapa yang memelihara shalat Subuh dan Ashar, ia akan dijauhkan dari neraka sebagaimana sabda Rasulullah SAW, “Tidak akan masuk neraka, orang yang melaksanakan shalat sebelum matahari terbit dan sebelum tenggelamnya.” (HR Muslim).
Kesepuluh, melihat Allah SWT. Mereka yang menjaga shalat Subuh dan Ashar, dijanjikan kelak di surga akan melihat Allah SWT. Dari Jarir bin Abdullah RA, ia berkata, ”Kami sedang duduk bersama Rasulullah SAW, ketika melihat bulan purnama.
Rasulullah SAW bersabda, ”Sesungguhnya kalian nanti akan melihat Rabb kalian sebagaimana kalian melihat bulan ini, atau kalian tidak akan kesusahan untuk melihat-Nya. Apabila kalian mampu untuk tidak meninggalkan shalat sebelum terbit matahari dan shalat sebelum terbenam matahari, maka lakukanlah.” (HR Bukhari).
Begitulah keistimewaan shalat Subuh, tentu masih banyak keistimewaan lainnya yang tidak penulis ketahui. Hanya orang-orang yang memiliki kekuatan iman-lah yang akan tergiur untuk melaksanakannya. Lalu, apa yang menghalangi kita untuk menyingkap selimut dan mengakhiri tidur kita untuk melakukan shalat Subuh?
Untuk itu, wahai saudaraku, bangkitlah dari tempat tidurmu, penuhilah panggilan Allah SWT, dan raih manfaatnya.***
Imam Nur Suharno
Kepala Divisi Humas dan Dakwah Pesantren Husnul Khotimah, Kuningan, Jawa Barat
