KUNINGAN (MASS) – Anggota Komisi IV DPR RI dari Dapil Jawa Barat X, Rina Sa’adah, Lc., M.Si., melaksanakan kunjungan kerja ke Desa Cileuya, Kecamatan Cimahi, Kabupaten Kuningan pada Minggu (22/6/2025). Kunjungan tersebut tidak hanya sebagai ajang serap aspirasi, tetapi juga menjadi bentuk kepedulian nyata terhadap nasib petani di lapangan.
Kehadiran Rina disambut antusias oleh Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Kuningan, Dr. Wahyu Hidayah, M.Si., Forkopimcam Cimahi, perangkat desa, serta para petani setempat. Agenda kunjungan mencakup panen padi bersama, uji coba mesin perontok padi, dan dialog terbuka dengan komunitas petani.
Pada sesi dialog, Dr. Wahyu mengungkapkan masalah krusial yang tengah dihadapi sektor pertanian di Kuningan, yakni kekurangan alat dan mesin pertanian, terutama traktor roda dua.
“Dari 1.300 unit traktor yang dibutuhkan untuk menunjang 376 desa dan luas baku sawah di Kuningan, kita masih kekurangan sekitar 500 unit. Hal ini menghambat percepatan proses tanam pasca panen,” jelasnya.
Ia menambahkan, dalam dunia pertanian modern, waktu menjadi faktor penentu. Tanpa alat yang memadai, petani kehilangan momentum terbaik untuk tanam berikutnya.
Sementara itu, Kepala Desa Cileuya, Warjo, S.E., menyampaikan tantangan lain yang dihadapi desanya. Dari 180 hektare lahan sawah yang ada, sebagian besar masih sangat bergantung pada hujan karena distribusi air dari Bendungan Kuningan belum menjangkau area di dataran tinggi.
“Kami sangat berharap ada perluasan jaringan irigasi agar seluruh areal sawah bisa produktif sepanjang tahun,” ujar Warjo.
Merespons hal tersebut, Rina menjelaskan, Komisi IV DPR RI bersama Kementerian Pertanian tengah menggarap program bantuan irigasi, yang saat ini dalam tahap penyusunan CPCL (Calon Petani dan Calon Lokasi).
“Kami akan perjuangkan agar wilayah seperti Cileuya mendapat prioritas bantuan irigasi. Potensi pertaniannya sangat besar, sayang jika tidak dioptimalkan,” kata Rina.
Selain irigasi dan alsintan, Rina juga mendorong agar Kementerian Pertanian kembali membuka opsi pembangunan Jalan Usaha Tani (JUT) dalam program bantuan tahun anggaran mendatang.
“Mobilitas alat, distribusi sarana produksi, dan pengangkutan hasil panen sangat bergantung pada akses jalan yang layak. Masih banyak petani yang harus mendorong hasil panennya dengan tenaga sendiri karena jalan ke lahan belum memadai,” ungkapnya.
Usulan itu langsung mendapat sambutan positif dari para petani dan perangkat desa. Mereka menilai JUT sebagai bagian penting dari infrastruktur pertanian yang selama ini terabaikan.
Menutup rangkaian kunjungan, Rina menegaskan, pertanian bukan sekadar soal menanam dan memanen, tetapi juga menyangkut ketersediaan alat, air, dan infrastruktur pendukung.
“Petani sudah kembali semangat. Bahkan generasi muda mulai ikut bertani. Tapi semangat ini harus dibarengi dengan dukungan nyata dari pemerintah. Kami di Komisi IV siap mengawal agar program-program pertanian benar-benar sesuai dengan kondisi dan kebutuhan di lapangan,” tegasnya. (argi)
