KUNINGAN (MASS) – Ketua Sarjana Urang Kuningan (SARUKUN) Muhammad Fauzan Ash Shidiqi menyoroti kebijakan-kebijakan Bupati-Wakil Bupati Kuningan Dian Rachmat Yanuar M Si – Tuti Andriani SH MKn yang muncul setelah melewati 100 hari kerja. Ia menyinggung isu yang terus muncul soal internal pemerintahan tidak segera diselesaikan Dian, mulai dari mutasi dan rotas, isue kebocoran nama, kekosongan Sekda hingga muatan politis.
Kata Fauzan, jika melihat sepak terjang Dian dan Tuti semasa kampanye hingga saat ini, selalu menggembar-gemborkan bahwa Dian-Tuti akan mengikuti sepak terjang dan gaya pemerintahan Prabowo-Gibran, dan akan sejalan linier tegak lurus mengikuti setiap program nasional.
“Sebagus-bagusnya follower mengikuti panutannya, tetap saja hanya bisa sebatas berubah pada kulit luarnya saja. Atau, mungkin Dirachmati menjadi follower hanya karena oportunisme saja demi menyelamatkan keuangan daerah, sehingga berharap mendapat bantuan program dari pusat,” sindir Fauzan.
Disinggung kenapa seolah memunculkan sentimen negatif kepada pasangan Dirachmati, Fauzan mengaku bahwa dirinya tidak memiliki sedikitpun kebencian kepada Dian dan Tuti, bahkan dirinya sangat menghargai sosok Dian dan Tuti sebagai orang nomor satu dan dua di Kabupaten Kuningan.
“Saya hanya ingin mengingatkan kepada Pak Dian dan Bu Tuti, jika ingin meniru Prabowo, tiru sikap kenegarawannya. Dengan begitu, Dirachmati akan dihargai sebagai pemimpin Kabupaten Kuningan, bukan lagi pemimpin kubu pemenang,” jelasnya.
Jika melihat sepak terjang Prabowo selama menjabat, meski dikatakan bahwa memiliki darah orde baru dan bahkan sempat dituduh akan muncul represifitas, namun kenyataannya selama memimpin Indonesia, Prabowo-Gibran terus berusaha menyatukan semua kubu pasca pemilihan presiden agar tetap rukun dan harmonis.
“Saat ini Dian dan Tuti adalah bapak dan ibu dari seluruh masyarakat Kabupaten Kuningan. Jauhkan anasir-anasir politis dari kebijakan yang akan dilakukan, salah satunya dalam menentukan bawahannya jangan hanya memberi kepada yang disukai saja. Berikan kepada mereka yang mampu bekerja, tidak masalah dulu mereka terindikasi memihak siapa, selama bisa bekerja. Itu juga jika benar Dian dan Tuti ingin mengikuti jejak Prabowo-Gibran,” ujar Fauzan
Menurut Fauzan, hingga saat ini banyak kebijakan yang menggantung seolah tak tentu arah. Rotasi dan Mutasi pejabat daerah, Sekertaris Daerah Definitif, isue pergantian Direktur BUMD yang merugi hingga Direktur BUMD yang saat ini sudah habis masa jabatan namun terus diperpanjang.
“Jika dalam menyelesaikan sekelumit masalah itu saja, Pasangan Dian dan Tuti masih harus berpikir berbulan-bulan, bagaimana bisa dibandingkan dengann Prabowo Gibran yang berani segera mencopot menterinya yang tidak bekerja bahkan sebelum genap 100 hari kerja,” tutupnya. (eki)
