KUNINGAN (MASS) – Setelah sempat tertekan hingga menembus Rp16.530 per dolar AS pada awal Mei, nilai tukar Rupiah kini kembali unjuk gigi. Penguatan konsisten dalam beberapa pekan terakhir memberi harapan baru bagi stabilitas ekonomi nasional, di tengah mencairnya tekanan eksternal dan membaiknya sentimen pasar keuangan.
Berdasarkan data Bank Indonesia, pada pembukaan perdagangan Kamis pagi, (5/6/2025), Rupiah dibuka di level Rp16.250 per dolar AS (bid). Hal itu merupakan lanjutan tren penguatan dari posisi penutupan Rabu (4/6/2025)) di Rp16.285 per dolar AS.
Jika dibandingkan dengan posisi sebulan sebelumnya, penguatan Rupiah cukup mencolok. Pada Jumat, (9/5/2025), Rupiah sempat tertekan hingga menyentuh level Rp16.530 per dolar AS, mencatatkan titik terlemahnya dalam beberapa bulan terakhir. Artinya, dalam kurun waktu kurang dari satu bulan, Rupiah telah menguat sekitar 280 poin terhadap dolar AS.
Turunnya imbal hasil (yield) Surat Berharga Negara (SBN) tenor 10 tahun menjadi 6,78% turut mencerminkan kepercayaan investor terhadap stabilitas ekonomi Indonesia. Sementara itu, dari sisi eksternal, indeks dolar AS (DXY) tercatat melemah ke level 98,79, dan yield US Treasury (UST) 10 tahun turun ke 4,355%, memberikan ruang bagi penguatan mata uang negara berkembang termasuk Indonesia.
Bank Indonesia juga mencatat arus dana asing yang masih fluktuatif. Selama periode 2–4 Juni 2025, nonresiden tercatat melakukan jual neto sebesar Rp4,48 triliun, yang terdiri dari:
- Jual neto Rp3,98 triliun di pasar saham,
- Jual neto Rp5,69 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI),
- Serta beli neto Rp5,19 triliun di pasar SBN.
Meski demikian, premi Credit Default Swap (CDS) Indonesia tenor 5 tahun menurun menjadi 76,99 bps per (4 /6/2025), dari 78,12 bps pada (30/5/2025). Hal itu mencerminkan persepsi risiko yang menurun dari pelaku pasar global terhadap ekonomi Indonesia.
Sejak awal tahun hingga 4 Juni 2025, nonresiden tercatat:
- Jual neto Rp46,67 triliun di pasar saham,
- Jual neto Rp19,34 triliun di SRBI,
- Dan beli neto Rp46,70 triliun di pasar SBN.
Pada pernyataan resminya dalam siaran pers Kamis (5/6/2025), Bank Indonesia menegaskan akan terus memperkuat bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah. (argi)
