JAKARTA (MASS) — Pemerintah memastikan bahwa meskipun Presiden Prabowo Subianto telah menginstruksikan setiap kementerian dan lembaga untuk melakukan efisiensi serta optimalisasi anggaran, program strategis dan prioritas nasional tidak akan terganggu.
Pembangunan infrastruktur dasar, revitalisasi sekolah, biaya pendidikan, kesehatan, bantuan sosial, serta ketahanan pangan tetap mendapatkan alokasi anggaran sesuai yang telah ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025.
Kementerian Keuangan (Kemenkeu), meskipun mengalami pemangkasan anggaran sebesar Rp8,99 triliun, dari Rp53,19 triliun menjadi Rp44,20 triliun, memastikan program beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) tetap berjalan normal. Direktur Utama LPDP Andin Hadiyanto menegaskan bahwa penerima beasiswa yang sedang berlangsung tidak akan terdampak efisiensi ini.
“Semua beasiswa yang sedang berjalan enggak terpengaruh sama sekali,” ujar Andin usai Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi XI DPR RI di Jakarta, Kamis (13/2/2025), yang dilansir dari indonesia.go.id.
Efisiensi anggaran Kemenkeu dilakukan pada kegiatan dukungan manajemen serta layanan belanja modal, namun alokasi untuk layanan beasiswa dan riset LPDP tetap stabil. Realisasi anggaran 2024 untuk beasiswa mencapai Rp6,513 triliun dan riset Rp60,92 miliar, sedangkan rencana anggaran 2025 masing-masing ditetapkan Rp6,577 triliun dan Rp141,98 miliar, tanpa perubahan pasca-efisiensi.
Komisi XI DPR juga mengungkapkan bahwa beasiswa dan riset untuk Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiktisaintek), Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen), serta Kementerian Agama (Kemenag) tidak akan dipangkas. Alokasi anggaran masing-masing kementerian adalah Rp2,4 triliun untuk Kemendiktisaintek, Rp141,98 miliar bagi Kemendikdasmen, dan Rp411,75 miliar untuk Kemenag.
LPDP mengikuti instruksi efisiensi dari Presiden dengan memangkas program belanja dukungan manajemen, dari Rp157,3 miliar menjadi Rp119 miliar, menghemat Rp38,3 miliar. Salah satu cara efisiensi adalah mengalihkan kegiatan seremonial, seperti pembekalan penerima beasiswa, dari pertemuan fisik di hotel menjadi daring.
Di sisi lain, pengurangan juga dilakukan pada belanja modal LPDP, termasuk Dana Abadi Perguruan Tinggi dipangkas Rp400 miliar, Dana Abadi Kebudayaan Rp55,9 miliar, dan Dana Abadi Layanan Riset BRIN Rp750 miliar. Setelah efisiensi, pagu anggaran LPDP menjadi Rp10,676 triliun, menghemat Rp1,2 triliun.
Pada 2024, LPDP mencatat penerimaan 8.508 awardee untuk jenjang S2 dan S3, baik di dalam maupun luar negeri. Rinciannya, 24.791 awardee melalui Program Umum, 15.074 melalui Program Targeted, 13.722 dari Program Afirmasi, dan 421 melalui Program Prioritas. Total, 54.008 orang telah menerima pendanaan beasiswa dari LPDP.
Dukungan LPDP terhadap riset juga terlihat dari program RISPRO (Riset Inovatif Produktif), yang sejak 2013 telah mendanai 3.241 judul riset, dengan 1.069 di antaranya telah selesai dan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat. (argi)
