KUNINGAN (MASS) – Kasus dugaan pencabulan yang melibatkan oknum guru ngaji di Kuningan kembali mencuat dan menjadi perhatian publik. Kejadian tersebut menyusul kasus serupa di Ciawi yang sebelumnya menyeret belasan santriwati sebagai korban. Meningkatnya insiden itu memunculkan kekhawatiran masyarakat terhadap lembaga pendidikan berbasis agama dan kualitas tenaga pendidiknya.
Menanggapi hal ini, Ketua Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI) Universitas Islam Al-Ihya (Unisa) Kuningan, O. Rahmat Hidayat, S.Pd.I., M.Ag., menekankan bahwa faktor utama dalam menjaga kualitas dan kredibilitas lembaga pendidikan adalah Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkompeten dan berintegritas.
“Ketika SDM suatu lembaga berkualitas dan memiliki standar moral serta profesionalisme yang tinggi, maka lembaga tersebut akan maju dan tetap dipercaya masyarakat. Sebaliknya, jika kualitas SDM lemah, maka kredibilitasnya akan dipertanyakan,” ujarnya, Rabu (28/1/2025)
Ia juga menyoroti bahwa dalam Islam, guru atau ulama memiliki tanggung jawab besar dalam membimbing umat, terutama dalam mendidik generasi muda. Menurutnya, seorang guru dalam perspektif Islam harus memiliki akhlak yang baik, ilmu yang mumpuni, serta sikap amanah dalam mengemban tugasnya.
“Guru dalam Islam tidak hanya mengajarkan ilmu, tetapi juga harus menjadi teladan bagi murid-muridnya. Kejujuran, kesabaran, dan tanggung jawab adalah prinsip utama yang harus dimiliki oleh setiap pendidik agar tidak menyalahgunakan amanah yang diberikan,” jelasnya.
Selain itu, ia memberikan beberapa rekomendasi bagi orang tua dalam memilih lembaga pendidikan untuk anak-anak mereka. Ia menyarankan agar orang tua lebih selektif dalam meneliti rekam jejak lembaga pendidikan, termasuk kualitas tenaga pengajarnya.
“Orang tua sebaiknya memastikan bahwa lembaga yang dipilih memiliki sistem pengawasan yang ketat terhadap tenaga pendidik, serta memiliki mekanisme pelaporan jika terjadi tindakan yang mencurigakan. Jangan ragu untuk mencari referensi dan menggali informasi lebih dalam sebelum menitipkan anak ke suatu lembaga,” imbuhnya.
Diakhir ia, ia juga menyarankan untuk selalu berdo’a. Bahkan, ada sebuah doa yg bisa diamalkan ketika jauh dari anak :
“Allahumma Inna nastaudi’uka aulaadana di Kullu makanin ghabat ‘anhun ‘uyununa”
Artinya : “Ya Alloh kami titipkan kepadamu anak-anak kami di saat kami tidak membersamai mereka”
(argi)