KUNINGAN (MASS) – Pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Kuningan nomor urut 2, Ridho-Kamdan, berjanji akan peduli terhadap dunia pendidikan pesantren dan dunia keagamaan.
Hal itu dikatakan M Ridho Suganda di hadapan ratusan jemaah yang mengikuti Istighosah Kubro Hamida (Himpunan Alumni Miftahul Huda) Manonjaya, yang digelar Selasa (12/11/2024) di Sanggariang – Kuningan.
Dalam kegiatan yang dihadiri sekitar 800 jemaah itu, nampak dihadiri petinggi Hamida seperti Ketua Umum, Sekjen bahkan sesepuh seperti Asep Maoshul. Hadir juga dalam istighosah itu nggota DPRD Jawa Barat Arif Maushul Affandi.
Di kesempatan itulah M Ridho Suganda menepis isu yang sering dialamatkan pada dirinya yang dianggap berjarak pada kyai dan ulama.
“Demi Allah, Demi Rosulullah, saya sampaikan saya cinta ulama (kyai) apalagi kyai-kyai yang mencerdaskan kehidupan bangsa,” kata Ridho Suganda.
Saat itulah ia berjanji akan mengnaggarkan 5% dari APBD Kabupaten Kuningan, untuk pondok pesantren. Hal itu juga mempertegas posisi keberpihakannya pada ulama dan santri.
Bahkan, dalam kesempatan itu pula, Ridho berjanji akan menjamin fasilitas kesehatan, BPJS, bagi pondok pesantren di Kabupaten Kuningan.
Selagi ada anggota DPRD Jawa Barat, Ridho juga bercerita dulu susah untuk memberikan bantuan pesantren sebelum adanya UU dan Perda. Dan kedepan, setelah diatur, ia berjanji akan memberikan bantuan tersebut.
Ridho juga berharap, kedepan mengajar bukanlah profesi, tapi kewajiban dan pengabdian. Namun begitu, mereka harus aman di dapur. Karenanya santri kedepan harus juga bisa jadi wirausahawan bahkan jadi anggota legislatif.
Senada, Calon Wakil Bupati Kuningan H Kamdan SE, mengatakan belum pernah pemerintahan sebelumnya merencanakan anggaran sebesar itu untuk sektor keagamaan.
“5% dari 3 triliun (APBD Kuningan saat ini) kira-kira 150 miliar itu untuk anggaran keagamaan. Bayangkan, belum pernah terjadi pemerintahan Kuningan mengangarkan sebesar ini,” sebut H Kamdan.
Meski begitu, H Kamdan yakin kedepan bisa menganggarkan itu, karena ia juga merasa banyak didukung oleh para kyaj dan ustadz untuk menyelenggarakan pemerintahan. (eki)