KUNINGAN (MASS) – Sebagai upaya pencegahan secara lahiriah terjadinya gempa susulan, tidak ada salahnya jika seluruh lapisan masyarakat Kuningan melakukan doa dan dzikir bersama atau munajat kubro kepada Allah SWT.
Hal ini bagian dari upaya meminta pertolongan, perlindungan dan ampunan kepada Sang Pencipta agar dijauhkan dari marabahaya dan musibah. Seyogyanya harus segera diawali oleh seluruh unsur Forkompimda sebagai contoh teladan kepada masyarakat.
Sudah saatnya kita ini sejenak meluangkan dari kesibukan pekerjaan kantor untuk berdzikir dan berdoa sesama. Ini bukan hanya sebatas fenomena alam, lebih dari itu dalam kaca mata agama Islam ini merupakan suatu teguran bagi orang-orang beriman.
Sudah selayaknya sebagai orang yang beriman kembali dekat kepada Allah. Bagi pandangan penulis, tiga kali guncangan ini bukanlah suatu kebetulan saja melainkan peringatan keras dari tuhan dan sebagai kaum berpikir seyogyanya bermuhasabah dengan tanda-tanda demikian.
Dalam hal ini penulis berpesan, pertama pemerintahan daerah Kabupaten Kuningan harus segera gerak cepat menginstruksikan seluruh jajarannya untuk melakukan munajat kubro dzikir dan doa bersama, terlebih ada beberapa rumah/bangunan yang terkena imbas dari guncangan gempa tersebut.
Pemerintah daerah jangan sampai cuek dan mengabaikan teguran dari Tuhan ini sementara diluar sana sudah muncul rasa khawatir. Secara dhohiriyah/kasap mata tentu kita tidak tahu ada apa makna dibalik guncangan gempa yang dalam tempo dua hari sudah terjadi tiga kali guncangan.
Kedua, diluar sana masyarakat sudah merasakan kekhawatiran-kekhawatiran yang tidak bisa diungkapkan, kekhawatiran itu meliputi ketika saat bekerja didalam ruangan, anak-anak sekolah dan para pekerja lainnya. Sehingga membuat mereka tidak fokus saat sedang bekerja, hal ini bisa mengakibatkan rasa was-was muncul setiap saat.
Sebagai pelayan dan pelindung masyarakat pemerintah daerah menjadi pihak yang terdepan dalam upaya menyelamatkan masyarakatnya. Maka oleh karena itu bagian dari bentuk ikhtiar tidak ada salahnya tidak ada kata telat untuk mengadakan dzikir dan doa bersama.
Penulis: Sopian A Nugraha, M.Pd, Dosen Universitas Muhammadiyah Kuningan, Sekretaris Umum BKPRMI Kuningan, Sekretaris Umum Pemuda ICMI