KUNINGAN (MASS) – Sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam HMI (Himpunan Mahasiswa Islam), menggeruduk kantor DPRD Kabupaten Kuningan, Jumat (14/6/2024).
Datang dengan mobil bak terbuka, para mahasiswa menyampaikan aspirasinya di depan gedung. Mereka kemudian “dihadapi” langsung oleh Ketua DPRD Nuzul Rachdy, anggota Deki Zaenal Mutaqin, Sri Laelasari, H Udin Kusnaedi, serta lainnya.
Ketua HMI Kuningan, Eka Kasmarandana mengatakan pihaknya menyuarakan 3 issu yang kini jadi fenomena nasional. Pertama, HMI menyuarakan agar aparat tidak melakukan kriminalisasi aktivis.
Selain itu, poin tuntutan mahasiswa adalah komersialisasi pendidikan, dimana UKT sempat naik tinggi. Terakhir yang ditolak adalah Tapera (Tabungan Perumahan Rakyat).
“Ini jadi tuntutan kita di DPRD supaya esensi ini bisa disampaikan ke pusat,” kata Eka.
Khusus soal komersialisasi pendidikan, Eka mengatakan harusnya pemerintah bisa memfasilitasi yang kurang mampu ke akass pendidikan, bukan malah memberatkanya.
Begitupun dengan Tapera. Kebijakan ini dianggap melemahkan masyarakat karena penghasilannya banyak dipotong, untuk hal yang belum tentu tercapai.
Dalam aksi tersebut, tuntutan-tuntutan para mahasiswa diserahkan ke Ketua DPRD Nuzil Rachdy SE. Zul, sapaan akrabnya, berjanji akan segera mengintruksikan pada komisi terkait untuk menyampaikan aspirasi tersebut ke pusat. (eki)