KUNINGAN (MASS) – Kepala BNN Kabupaten Kuningan AKBP Yaya Satyanagara SH MH, mengatakan bahwa di Kabupaten Kuningan, diduga kuat ada lahan ganja. Hal itu diutarakannya dalam press release akhir tahun yang digelar, Rabu (27/12/2023) siang tadi di kantornya.
Di hadapan para wartawan, indikasi adanya ladang ganja di Kuningan, mulai tercium pihaknya pada akhir 2021. Namun saat itu kondisi covid, kemudian dihajar kemarau panjang yang menyebabkan tanaman pada mati, dan mungkin jadi penyebab ladang ganja juga sempat mati.
Dugaan itu, muncul awalnya dari ajakan seorang warga tua yang mengajak menghindari covid dengan rokok buatan sendiri. Dan dalam beberap waktu, sempat marak juga ganja di Kuningan.
“Langkah yang kita lakukan, lidik, kita tanam orang dan lakukan pendekatan ke masyarakat,” kata Yaya Satyanagara didampingi jajarannya dalam jumpa pers tersebut.
Meski begitu, pihaknya belum mengetahui secara pasti apakah ganja itu dipanen atau konsumsi pribadi. Terpantau hingga saat ini, ladang sedang tidak tumbuh tanaman tersebut. Ia juga masih belum menyebut daerah mana lokasi yang diduga terdapat ladang ganja.
Sebelumnya, Kepala BNN Kabupaten Kuningan sendiri tengah mengekspos hasil kinerja dan program BNN dalam setahun terakhir. Secara nasional, kata Yaya, BNN berhasil menurunkan angka prevalensi penyalahgunaan narkotika hingga 1,73% atau sekitar 3,33 jutaan penduduk. Hal itu, bisa terlaksana berkat 4 pendekatan.
Pendekatan yang dimaksud, mulai dari Soft Power Approach, pendekatan yang digunakan untuk meningkatkan ketahanan diri dan daya tangkal terhadap penyalahgunaan narkoba. Pencegahan dilakukan dengan memberikan bimbingan dan sosialisasi.
Kemudian, Hard Power Approach, pendekatan melalui penegakan hukum yang tegas dan terukur. Lalu menggunakan metode Smart Power Approach, pendekatan pintar dengan menggunakan teknologi terkini. Terakhir dengan pendekatan Cooperation, yakni dengan membangun kerjasama dan jaringan terhadap berbagai pihak dan lembaga.
Secara lokal, BNN Kabupaten Kuningan juga melakukan berbagai hal di Kabupaten Kuningan untuk menekan penyalahgunaan narkotika.
Dari sisi pencegahan dan kerjasama, BNN sudah melakukan kerjasama dengan 10 lembaga pendidikan, 3 lingkunagn pemerintah, 1 lingkunagn swasta dan 1 lingkungan masyarakat. Selain itu, BNN juga terus menggenjot pelaksanaan Desa Bersinar (Bebas dari Narkoba) di 32 kecamatan yang ada di Kuningan. Harapannya tahun 2024 ini, semua desa dan kelurahan se-Kabupaten Kuningan, bisa deklarasi Desa Bersinar.
Kemudian, di aspek rehabilitasi, BNN melakukan penyelamatan pada pengguna narkoba dengan melakukan rehabilitasi. Total dalam 2023 ini, 15 pengguna dinyatakan pulih dari adiksi narkoba, dan sebanyak 20 orang sudah melakukan program pasca rehabilitasi.
Dalam aspek pemberantasan, BNN Kuningan mengugkap satu kasus penyalahgunaan ganja. Meski satu kasus, yang diungkap BNN adalah jaringan penyalahgunaan narkoba yang sifatnya menasional. (eki)
Video: