Connect with us

Hi, what are you looking for?

Kuningan Mass

Uncategorized

Indonesia Itu “Gajah” ASEAN

KUNINGAN (Mass) – Indonesia diakui sebagai Traditional Leader di ASEAN. Secara alamiah, negara ini besar dari sisi geografi, penduduk, begitu juga dari sisi ekonomi. Tak heran jika istilah yang digunakannya kini “Gajah” ASEAN.

“Mungkin sudah gajah kali yah. Macan itu waktu jaman pak Harto. Karena stabil sekali, tapi stabil yang dipaksakan, namanya juga otoriter. Setelah pak Harto gak ada, agak chaos. Alhamdulillah kita selamat dan sekarang lebih dari macan. Lebih besar, lebih kuat,” ujar Sekretaris Dirjen Kerjasama ASEAN Kementerian Luar Negeri RI, Ashariyadi, kala berkunjung ke kantor kuninganmass.com Kamis (10/8).

Ini karena, imbuh Ashariyadi, Indonesia sekarang sudah punya stabilitas politik, demokrasi yang matang serta pertumbuhan ekonomi yang terus menanjak. Pertumbuhan ekonomi di angka 5 persen telah diakui sebagai negara yang sudah cukup maju.

Bagi orang yang tidak tahu, kata dia, Indonesia dikira kalah oleh Singapura. Padahal justru sebaliknya. Dari sisi ekonomi, Indonesia paling besar di ASEAN. Bahkan hanya Indonesia yang jadi anggota kelompok G-20.

Advertisement. Scroll to continue reading.

“20 terbesar dunia. Sekarang sudah 16. Dua tahun kemudian 14 dan seterusnya. Bisa sampai angka 4 setelah diramalkan Indonesia ini,” ungkapnya.

Sehingga sangat beralasan apabila Indonesia harus berperan penuh memanfaatkan kesempatan masyarakat ASEAN ini. Keterbukaan serta kemudahan antar negara untuk berdagang dan berinteraksi, mesti diseriusi.

“Termasuk kedatangan kami juga ke sini, dalam kerangka itu. Potensi apa yang ada di daerah, nanti kita kemas bersama,” imbuh Ashariyadi.

Terlebih, sambungnya, sekarang sudah ada PSA (Pusat Studi ASEAN) di UNIKU. Kolaborasi bisa dilakukan sehingga bisa memberikan saran ke pemda atau dibawa ke Jakarta agar menjadi agenda nasional.

Advertisement. Scroll to continue reading.

“Karena yang kita geluti juga Sekretariat Nasional ASEAN. Tahun 2019 nanti akan ditetapkan sebagai salah satu program nasional. Kalau sudah program nasional, berarti semuanya diistanakan,” terangnya.

Ditanya harapan terhadap pemerintah daerah, Ia mengatakan, Kemlu tidak memiliki kanwil di daerah. Sehingga kemitraan yang dibangun melalui PSA. PSA yang nanti bisa merangkul pemerintah daerah. Mass media setempat pun diharapkan olehnya ikut berperan dalam mengolah potensi di daerah. (deden)

 

Advertisement. Scroll to continue reading.
Advertisement

Berita Terbaru

Advertisement
Advertisement

You May Also Like

Advertisement