KUNINGAN (MASS) – Bukan hanya dalam pelaksanaan mutasi dadakan dan terbatas, pada proses pengusulan calon Pj Bupati pun dinilai terkandung Drakor (Drama Korea). Penilaian ini muncul dari Wakil Ketua Fraksi PKS, Dede Sudrajat.
“Fraksi-fraksi di DPRD sama sekali tidak dilibatkan dalam proses pengusulan calon Pj Bupati. Disini ada drakornya juga ternyata,” ucap Dede sambil tertawa, Jumat (17/11/2023).
Kepada kuninganmass.com dirinya menceritakan kronologis sejak tiga nama calon belum muncul di media massa. Jauh-jauh hari, kata Dede, F-PKS telah mengusulkan pembahasan usulan Pj Bupati di forum banmus.
“Jauh sebelum muncul 3 nama. Bahkan kami sudah 3 kali menyampaikan. Di forum banmus dan di forum rapim bersama para pimpinan fraksi. Tapi jawabnya kan nanti aja. Kirain mau ditindaklanjuti, eh malah tiba-tiba muncul 3 nama itu,” tutur Dede.
Tak heran jika Dede menerima protes dari sejumlah masyarakat atas munculnya 3 nama calon Pj Bupati secara mendadak itu. Guna mencari informasi akurat, pihaknya mencoba menelusuri ke para ketua fraksi satu persatu.
“Dan ternyata para ketua fraksi juga sama sekali gak tau. Tak ada satupun fraksi yang dilibatkan dalam proses pengusulan calon Pj,” ungkap politisi yang kini nyaleg DPR RI tersebut.
Rupanya, kata Dede, ada perbedaan tafsir antara pimpinan dengan para anggota dewan lainnya. Pimpinan dewan menganggap prosesnya itu hanya cukup di tingkat pimpinan saja. Sedangkan menurut Dede, lembaga dewan meliputi 50 anggota yang direpresentasikan oleh fraksi-fraksi.
“Saya khawatir kalo seperti ini, ketika Pj Bupati sudah dilantik itu tidak sinkron dengan kemauan fraksi-fraksi. Ini bisa jadi masalah kedepannya,” ucap Dede.
Ia beralasan, dalam setahun kedepan dipastikan terdapat nilai-nilai strategis politis yang harus diperhatikan oleh seorang Pj. Tanpa memahami lantaran tidak ada keterlibatan fraksi dalam proses pengusulannya, maka ketidaksinkronan akan terjadi.
Sebagai solusi, Dede mendesak agar pimpinan dewan segera menggelar rapat dengan para pimpinan fraksi. Mereka harus memberikan penjelasan kenapa prosesnya bisa seperti itu sekaligus merumuskan langkah apa yang perlu dilakukan selanjutnya.
“Supaya tidak terjadi polemik berkepanjangan di masyarakat. Karena ini sudah dikonsumsi oleh banyak masyarakat loh. Tokoh masyarakat yang komplen ke fraksi kami juga begitu banyak,” tegas Dede.
Dari 3 nama yang diusulkan, Dede mengaku sama sekali tidak mengenal sosok Indra Purnama. Fraksi-fraksi lainnya di dewan pun, ungkap dia, tidak mengenalnya. Entah siapa yang mengusulkan, tiba-tiba muncul nama tersebut.
“Mungkin ada salah seorang pimpinan dewan yang memunculkan nama Indra. Karena beda tafsir itu, pimpinan yang mengusulkan. Makanya mohon segera rapat pimpinan dengan fraksi,” pinta Dede. (deden)