KUNINGAN (MASS) – Pengurus dan kader Golkar di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, memperingati HUT ke-59 Partai Golkar dan Hari Santri Nasional. Peringatan itu dikemas melalui kegiatan Golkar Bersholawat di DPD Partai Golkar Kuningan, Minggu (22/10/2023).
Bukan hanya itu, para kader partai pemilik warna khas kuning ini pun melakukan ziarah ke Taman Makam Pahlawan hingga tokoh Golkar di Kuningan. Beberapa di antaranya yakni ke makam alm Sanusi, alm Toteng, alm Madrohim, alm Enuy, alm Yusuf Sukardi, alm Rukmana hingga alm Arifin.
Ketua DPD Partai Golkar Kuningan, Asep Setia Mulyana dalam keterangan persnya, mengatakan, momentum HUT ke-59 Golkar dan Hari Santri Nasional diperingati kader dan pengurus partai melalui kegiatan sholawatan. Rangkaian HUT Golkar sendiri sudah dilakukan sejak 21 Oktober 2023, yakni melalui gebyar senam sehat Partai Golkar Kuningan.
“Kemudian hari ini, kita melakukan ziarah ke Taman Makam Pahlawan hingga tokoh-tokoh Partai Golkar di Kuningan. Nah untuk Golkar Bersholawat ini menjadi puncak acara, termasuk ada pengobatan gratis,” terangnya.
Asep mengatakan, momentum ini diharapkan dapat memberikan kekuatan bagi Partai Golkar dalam menjalankan amanah rakyat. Sekaligus bisa mewujudkan cita-cita rakyat Indonesia menuju masyarakat adil, makmur, dan Sentosa.
“Maka dari itu, kita harus meningkatkan semangat dan kinerja, bahu-membahu dan bekerja sama, demi menjemput kemenangan di Pemilu 2024,” tandasnya.
Pihaknya melaksanakan sholawat, demi memohon keselamatan untuk bangsa dan berdoa agar partai dikabulkan hajatnya saat pemilu nanti. Selain pengurus struktur partai, sejumlah organisasi sayap partai turut hadir bersholawat.
“Semoga ini menjadi ruang kita untuk memperkuat silaturahmi dan konsolidasi internal. Sehingga target 10 kursi DPRD Kuningan di Pileg 2024 bisa tercapai,” imbuhnya.
Oleh sebab itu, ia menekankan, setiap caleg tidak boleh saling berebut suara di basis yang sama. Hal ini agar raihan suara partai lebih luas dan meningkat.
“Jadi untuk membesarkan partai, basis militan partai jangan sampai diperebutkan oleh sesama caleg Partai Golkar. Artinya nanti itu tidak berkembang, maka mereka harus meraih suara dari basis lain agar tersentuh secara merata,” pungkasnya. (deden)