KUNINGAN (MASS) – Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 sudah kian mendekat. Selain bakal calon presiden yang sudah muncul, ribuan orang pun sudah mendaftarkan dirinya sebagai calon wakil rakyat dari tingkat kabupaten/kota, sampai tingkat pusat.
Di Kabupaten Kuningan sendiri, sudah ada 612 orang yang terdaftar dalam Daftar Calon Sementara (DCS) anggota DPRD Kabupaten Kuningan dari berbagai daerah pilihan. Namun dengan calon sebanyak itu, hanya akan ada 50 orang yang lolos ke kursi parlemen Kabupaten Kuningan.
Dengan persaingan yang begitu ketatnya, maka tak aneh jika para calon rela mengeluarkan banyak uang, baik untuk operasional sosialisasi maupun operasional kampanye.
Menanggapi hal itu, Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Kuningan Asep Z Fauzi mengatakan bahwa memang untuk melaju ke kursi pemimpin itu sulit untuk tidak mengeluarkan uang.
Asep Z Fauzi mengatakan bahwa seorang calon anggota legislatif, mau tidak mau akan mengeluarkan uang jika dia ingin menang. Menurutnya, dalam kegiatan sosialisasi saja sudah harus mengeluarkan uang untuk konsumsi kegiatan, dan lain-lain.
“Tetep harus bermodal, tapi materi itu adalah dalam konteks operasional, bukan dalam konteks untuk mempengaruhi pemilih. Mang Deden mau kampanye, menggelar kegiatan tatap muka, pertemuan, cai cai mah kan kedah aya, kopi, konsumsi nah itu operasional, karena itu lebih ke aspek teknis. Bikin spanduk, kan harus nyetak,” kata Asep Fauzi dalam Podcast Kuninganmass, Senin (21/8/2023).
Namun, setiap pengeluaran dari kegiatan kampanye yang dilaksanakan para calon harus dilaporkan kepada Komisi Pemilihan Umum (KPU).
“Tapi, pengeluaran-pengeluaran itu kemudian disampaikan kepada partai politik, partai politik nanti menyusun laporan dana kampanye,” tuturnya.
Saat ditanya mengenai apakah bisa seorang calon anggota legislatif tidak mengeluarkan modal, Asep mengatakan bisa saja sepanjang hal-hal yang dibutuhkan untuk kampanye tidak harus belanja.
“Ya bisa, sepanjang keperluan-keperluan tadi tidak berbentuk belanja, artinya sudah punya sendiri gitu. Seperti bikin kopi, pabriknya sendiri, terus air mineral naheur (masak air),” lanjutnya.
Menurutnya, mau dengan modal atau tanpa modal, dengan modal besar atau kecil, yang terpenting tidak bermain money politic (politik uang) atau menjanjikan hal-hal yang bersifat materil jika ia terpilih nanti.
“Yang tidak boleh adalah memberikan, menjanjikan, mengiming-imingi, berupa materi agar seseorang yang tadinya tidak memilih jadi mau memilih karena iming-iming itu. Tidak boleh menjanjikan dalam bentuk materi,” ujarnya.
Daripada menjanjikan sesuatu yang tidak bisa dipertanggungjawabkan, Asep Z Fauzi mengatakan bahwa seharusnya para calon menyampaikan program dan visi misi.
“Yang harus disampaikan itu penyampaian program. Misalnya, sektor mana nih yang akan jadi pilihan. Tentu dalam hal ini para calon harus jeli untuk memilih segmentasi pemilih,” katanya. (hafidz/deden)
Video : https://www.youtube.com/live/FR71XS2e9JA?si=yEbK1CiuRv9fPjRH