KUNINGAN (MASS) – Tak terasa Pemilu kurang dari 10 bulan lagi akan segera dilaksanakan. Tahapan Pemilu saat ini sedang berjalan, terbaru pada tanggal 14 Mei 2023 lembaga yang mengatur penyelenggaraan Pemilu yaitu KPU secara resmi menutup salah satu tahapan Pemilu yakni pendaftaran bakal calon anggota legislatif baik itu ditingkat nasional sampai daerah. Itu artinya siapapun yang nantinya lolos dan terpilih sebagai wakil rakyatakan menjadi tonggak awal bagi rakyat untuk memilih pemimpin yang tepat dan bisa mengakomodir suara dan kepentingan rakyat.
Sementara itu, saat ini partai politik sedang melakukan geliat politik dengan ‘silaturahmi’ ke berbagai tokohdan elit politik untuk melakukan bargaining politik dengan mencari komposisi koalisi terbaik demi bisa mengusung calon presiden dengan tujuan akhir untuk mendapat kekuasaan setelah memenangkan kontestasi politik.
Pemilu memegang peran penting dalam menentukan arahkebijakan suatu negara dan membentuk masa depan yang lebihbaik bagi rakyat. Oleh karena itu, hal ini menjadi sangat penting bagi generasi milenial atau anak muda agar menjadi pemilihyang cerdas dan bijak dalam menghadapi pemilu 2024. Generasi milenial memiliki peran yang penting dalam menentukan arah kebijakan dan masa depan negara. Mengingat pada pemilu yang akan datang pemilih muda diperkirakan dapat mencapai 110 juta penduduk atau sekitar 55-60 persen.
Namun, untuk menjadi pemilih yang cerdas dan bijak, generasi milenial perlu memperhatikan beberapa hal seperti memilih dengan objektif, memperhatikan visi dan misi calon pemimpin, kredibilitas dan integritas dari calon pemimpin, rekam jejak yang baik seperti tidak terlibat dalam korupsi atapun semacamnya yang dapat merugikan rakyat, lalu cari tahu program kerja dan mempertimbangkan apakah program tersebut realistis dan dapat dilaksanakan, dan terakhir jangan mudah terpengaruh isu hoaks yang dapat merusak keputusan pemilihan.
Dengan memperhatikan hal-hal tersebut, generasi milenial dapat menjadi pemilih yang cerdas dan bijak dalam menghadapi pemilu 2024. Dengan demikian, pemilu dapat menjadi ajang yang membawa perubahan dan kemajuan bagi negara dan rakyatnya.
Masih teringat jelas di benak kita pada saat Pilpres 2019 lalu,banyak terjadi sindiran dan provokasi yang terjadi terutama di media sosial, di mana para pendukung kedua kubu sering kali saling menyerang dan melempar sindiran yang tidak sehat. Generasi milenial pun tidak luput dari dampak polarisasi politik dalam Pilpres terakhir.
Sebagai generasi yang hidup di era digital, milenial memiliki akses yang lebih luas terhadapinformasi. Namun, di sisi lain, mereka juga menjadi korban dariperang informasi yang terjadi antara kedua kubu dalam Pilpres.
Generasi milenial juga harus menjadi bagian dari solusi untukmengatasi polarisasi politik. Kita harus mempromosikan diskusiyang sehat dan argumentasi yang kuat untuk mengajakmasyarakat untuk berpikir kritis dan memilih calon pemimpinyang terbaik untuk negara.
Kita juga harus terus belajar dan memperbaiki diri agar dapat memberikan kontribusi yang lebihbaik bagi bangsa dan negara.
Selain itu, sebagai generasi muda, kita harus memainkanperanan penting dalam menjaga persatuan dan kesatuan negara. Kita harus berperan aktif dalam proses demokrasi dan ikut sertadalam menentukan arah kepemimpinan negara melalui hak pilihkita. Namun, kita juga harus belajar untuk menghormatiperbedaan pandangan politik yang ada di antara kita.
Dalam menghadapi pemilu 2024, generasi milenial perlu memahami bahwa hak suara mereka sangat berharga dan dapat memberikan dampak yang besar bagi negara.
Oleh karena itu, menjadi pemilih yang cerdas dan bijak sangat penting untuk dilakukan. Melakukan pemilihan dengan bijak dan mempertimbangkan segala faktor yang relevan dapat membantu menciptakan suatu negara yang lebih baik dan maju di masa depan.
Generasi milenial juga perlu menyadari bahwa pilihan yang mereka buat akan mempengaruhi masa depan negara dan generasi selanjutnya. Oleh karena itu, generasi milenial perlu mempertimbangkan segala faktor yang relevan dan menjadikan kepentingan rakyat sebagai prioritas utama dalam memilih calon pemimpin.
Terakhir, generasi milenial juga perlu memahami bahwa setelah pemilu selesai, tugas mereka sebagai warga negara belum berakhir. Generasi milenial perlu terus memantau kinerja calon pemimpin yang telah terpilih dan memberikan masukan dan kritik konstruktif untuk memastikan bahwa calon pemimpin tersebut benar-benar menjalankan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik.
Melakukan pengawasan dan monitoring terhadap kinerja calon pemimpin yang terpilih adalah tugas dan hak kita sebagai warga negara yang baik dan bertanggung jawab.
Penulis : Thoriq Ilham Nugraha, pengurus Himpunan Mahasiswa Kuningan Tasik Resik (HMK-TR) Mahasiswa Ilmu Politik Unsil