KUNINGAN (MASS) – ODGJ, orang dengan gangguan kejiwaan di Kabupaten Kuningan, terbilang sangat banyak. Ada lebih dari 1000 orang.
Hal itulah yang diutarakan Ketua IBI (Ikatan Bidan Indonesia) Kuningan, Hj Widyanti, Jumat (12/5/2023) kemarin.
“Saya di Dinkes cukup lama menangani beberapa masyarakat yang mengalami ODGJ. Di Kabupaten Kuningan ini sangat banyak lebih dari 1000,” ujarnya.
Dari sekian banyak ODGJ itu, lanjutnya, penanganannya masih membuat miris. Banyak diantaranya yang dipasung, padahal jelas itu pelanggaran HAM.
Apalagi, dari 9 rumah sakit di Kuningan, tidak ada satupun yang memiliki ruang rawat inap ODGJ kecuali rumah sakit swasta RS Aria Kamuning.
“Dokter jiwa di Kuningan hanya ada 2, itupun baru 2 tahun lalu, tadinya 1 orang,” ungkapnya sembari membandingkan dengan jumlah ODGJ.
Ia mengaku sangat sedih, masih banyak diantara ODGJ itu usia produktif, masih muda namun harus dipasung. Ada yang diobati ke luar kota, setelah pulang ke keluarga malah kembali lagi tidak pulih karena di Kuningan tidak ada rumah singgah.
“(Padahal) Banyak bangunan rumah kosong, harusnya setelah mendapat pengobatan kembali lagi (datang dulu ke rumah singgah sebelum benar-benar ke rumah keluarga),” imbuhnya.
Ia tidak tahu, apakah selama ini Pemda tidak peduli atau malah tidak sensitif kepada orang yang harus dibantu.
Adapun, hal itu diutarakannya sebagai motivasi nyaleg pada Pemilu 2024 mendatang. H Widyani sendiri, diajukan sebagai Bacaleg oleh Partai Golkar ke KPU.
“Ingin melanjutkan perjuangan almarhum orang tua saya sebagai perintis kemerdekaan dan perintis Golkar, (saya juga sudah) sudah purna bakti (dari Bidan),” ungkapnya.
Perempuan yang memimpin 2 periode IBI Kuningan itu, akan menjadi caleg di Dapil 2. Sebagai pucuk pimpinan IBI yang mengkomandoi 1424 bidan Kuningan, ia berharap bisa mendapat support yang penuh baik dari nakes, serta masyarakat umum lainnya. (deden/eki)