KUNINGAN (MASS) – Pada 1 Mei, May Day harus menjadi peringatan arah gerak semangat kaum buruh. Hal itulah yang diutarakan salah satu aktivis pemuda Kuningan, Ziebrillian, Minggu (30/4/2023) jelang Hari Buruh esok.
Ia mengingatkan, aksi kaum buruh dulu di hari tersebut, bermula dari reaksi atas revolusi industri di Inggris yang menyebar ke Amerika Serikat dan Kanada.
Dan, lanjutnya, tepat pada 1 Mei 1886, kaum buruh menuntut jam kerja dipersingkat dari 16 jam sehari menjadi 8 jam sehari.
“Pada hari ini harapan-harapan para buruh sangat dinantikan bagi para kaum buruh untuk bisa memberikan taraf kehidupan keluarga guna memajukan ekonomi Kuningan,” ujar Ziebrillian.
Menurutnya, ada beberapa catatan, juga problem yang harusnya bisa diselesaikan secara bersama-sama, synergy. Setidaknya ia merinci 3 poin soal itu
- Peraturan yang ada di Indonesia maupun di Kabupaten Kuningan harus melihat kondisi real di lapangan melihat aspek kesejahteraan buruh.
- Kesesuaian gaji yang bisa menunjang dalam berkehidupan pada kaum buruh, dan;
- kontrak kerja
“Dari ketiga poin tersebut harus bersinergi dengan kebutuhan kaum buruh, khususnya Perda perihal hal tersebut yang lebih pro terhadap rekan-rekan buruh,” jelasnya.
Ia berharap, kedapan seluruh buruh dapat hidup layak dan sejahtera. Kesejahteraan buruh adalah cerminan dari kepedulian pemerintah mensejahteraan rakyat.
“Bahkan lebih dari itu, buruh adalah pejuang ekonomi kerakyatan yang endingnya membantu roda perekonomian daerah,” sebutnya. (eki)