KUNINGAN (Mass) – Secara tidak disadari oleh figurnya sendiri yakni H Acep Purnama MH, tagline “Sajati” dinilai tagline paranoid dari format DKI Jakarta. Hanya saja untuk Pilkada di Kuningan nanti akan mengalami penurunan derajat dari level agama ke level suku dan ras.
Hasil analisis ini dilontarkan Koordinator Nasional ANCaR (Aliansi Nasional Cendikia Akar Rumput), Tunggul Naibaho saat berkunjung ke kantor kuninganmass.com, Senin (17/7) malam.
“Sajati itu tagline paranoid yang tidak disadari oleh pak Acep. Kita tahu sendiri Pilkada di DKI yang menimpa Ahok. Namun di Kuningan ada penurunan level, bukan level agama,” ungkap pria yang tinggal di Cibingbin itu.
Bahayanya, imbuh Tunggul, isu tersebut berhembus secara senyap sesuai dengan karakter masyarakat Kuningan yang silent protectif. Terlebih saat ini rencana koalisi gemuk sudah ada, persis seperti yang terjadi di DKI Jakarta.
“PDIP harus menyadari hal ini bahwa kalau pakai pak Acep maka kejadian Jakarta bisa terulang. Ini sebuah analisis dan memang inilah yang ada di bawah. Gak bisa ditutup-tutupi,” ucap dia.
Acep masih berkemungkinan maju menang jika memang memiliki ide besar. Tunggul khawatir isu tersebut akan berhembus pelan, apalagi pengamatannya belum ada prestasi menonjol dari kepemimpinan Acep.
“PDIP perlu mempertimbangkannya, baik tingkat cabang, provinsi maupun pusat. Malah cabang mestinya memberi analisa yang benar,” saran Tunggul.
Selain menganggap paranoid, tagline Sajati menurutnya hanya sebatas pensifatan atau pencitraan sosok Acep. Tunggul menilai tidak ada konsep original yang diangkat dari gen politik dan DNA sosial masyarakat Kuningan. (deden)