JAKARTA (MASS) – Wacana perpanjangan masa jabatan kepala desa (kades) dari 6 tahun ke 9 tahun disoroti Wakil Ketua Komisi II DPR RI, Yanuar Prihatin.
Polisitis PKB itu mengatakan, wacana perpanjangan masa jabatan itu, harusnya disertai peningkatan kualitas aparatur desa itu sendiri. Dan peningkatan itu, juga menjadi tugas pemerintah.
“Perpanjangan jabatan kepala desa harus diikuti dengan langkah nyata Pemerintah pusat untuk meningkatkan kualitas aparatur desa,” sebut Yanuar kepada wartawan, Senin (23/01/2023) kemarin.
Kualitas SDM saat ini, lanjutnya, masih menjadi problem terbesar pemerintahan desa. Dirinya mengajak, saat ini pemerintah harus serius dalam menata sistem yang kokoh untuk membangun kualitas SDM di desa.
“Sayangnya, pemerintah tidak cukup serius tentang soal ini,” imbuh Yanuar.
Peningkatan kualitas ini, lanjutnya, sangat penting mengingat kucuran dana desa yang besar melalui Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT).
Selama ini, kucuran dana yang besar itu tidak diimbangi dengan program sistematis dan fokus dari Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) untuk membangun kualitas aparatur desa. Karenanya, belum bisa mempercepat pemberdayaan desa karena cara pandangnya terlalu fokus pada infrastruktur fisik.
“Ketika Pemerintah pusat mendorong ke arah pemberdayaan ekonomi, wirausaha, dan bisnis lokal, aparatur desa masih kebingungan bagaimana cara untuk memulai dan melangkahnya,” kata Yanuar.
Dan itu, lanjutnya, bukan karena keterbatasan sumber daya ekonominya, tapi problem kualitas SDM-nya.
“Bahwa dalam beberapa kasus terjadi penyimpangan dana desa oleh kepala desa, maka ini hanya bukti bahwa kualitas mental kepala desa masih bermasalah, tidak ada kaitannya dengan masa jabatan,” tuturnya.
Di akhir, Yanuar menganjurkan agar wacana perpanjangan masa jabatan kepala desa harus dilihat dalam perspektif lebih luas, menyeluruh, dan cocok untuk percepatan kemajuan desa.
“Pelatihan-pelatihan yang bersifat teknis-teknokratik tidak cukup, harus naik satu tingkat melalui pelatihan berbasis character building dan pemberdayaan pikiran,” sebutnya. (eki)