KUNINGAN (MASS) – Insiden pelemparan pada bus rombongan Pesik Kuningan, ternyata sudah terlihat tanda-tandanya saat berada di lapangan kala Pesik vs PSGJ bertanding dalam semi final Liga 3 seri 2, Kamis (29/9/2022) kemarin.
Dalam laga itu, bahkan para pemain dan official sempat terkurung di ruang ganti selama sekitar dua jam selepas pertandingan selesai.
Mereka tidak bisa keluar stadion lantaran supporter PSGJ berkumpul di depan ruang ganti pemain. Rangkaian insiden itu, disesalkan Pesik.
Ketua Komisi Disiplin Askab PSSI Kuningan Abdul Haris SH menyampaikan, tanda-tanda laga berlangsung panas, muncul saat tim Pesik mencetak gol kedua, namun dianulir.
“Kami mencetak gol kedua, namun dianulir wasit. Dari kejadian itu, suasana di lapangan makin tidak kondusif,” ujar Haris, Jumat (30/9/2022) pagi.
Sempat memilih mengurung di ruang ganti karena teror supporter selama dua jam, Pesik akhirnya keluar dari stadion Bima dengan jaminan keselamatan dari tim keamanan.
Namun, di perjalanan ternyata bus berisi rombongan Pesik diganggu kembali. Tepatnya saat masuk wilayah Ciperna, bus dilempari sejumlah orang yang diduga supporter lawan.
Setelah gangguan pertama di sekitar Pom Ciperna, hal serupa muncul lagi di Gronggong dekat Apita Hotel. Kemudin penyerangan terparah saat bus di Beber.
“Terpaksa kami meminta perlindungan dari Polsek Beber. Ini laporan yang kami terima dari tim,” ujarnya merunut kronologis.
Haris mengatakan, manajemen menyesalkan atas insiden yang menimpa rombongan Pesik Kuningan. Dirinya mengatakan, keamanan harus melakukan tindakan tegas. Dan buntut kejadian itu, pihaknya bersama Askab PSSI Kuningan berencana mengambil langkah tegas.
Haris mengatakan, peristiwa tersebut akan dilaporkan ke Asprov PSSI Jawa Barat. Hal itu dilakukan karena sudah menggangu para pemain, baik secara fisik maupun mental.
“Ya kami juga akan melaporkannya ke Asprov. Termasuk juga laga tuan rumah yang diwarnai kecurangan dan sikap tidak fair play,” ucap Haris. (eki)