KUNINGAN (Mass) – Memasuki H+1 arus lalu lintas di jalur utama Kuningan-Cirebon mengalami kemacetan. Namun jika dibandingkan dengan tahun lalu, kemacetan yang terjadi tidak parah. Ruas jalan menuju obyek wisata pun tergolong padat lancar.
Berdasarkan pengalaman tahun lalu, puncak kemacetan biasanya terjadi pada H+2, Selasa (27/6/2017) besok. Salah satu faktornya, kemungkinan karena para pemudik sudah kelar menuntaskan silaturahmi keluarga sehingga tinggal menikmati liburan.
“Dua hari cukup untuk berkeliling silaturahmi ke saudara-saudara. Jadi pada H+2 tinggal menikmati obyek wisata yang ada di Kuningan yang kabarnya banyak yang baru,” ujar Saeful (45), perantau asal Kecamatan Cilimus.
Sementara itu, Senin (26/6/2017), volume kendaraan di ruas jalan raya Kuningan-Cirebon mengalami lonjakan dibandingkan pada Hari H (Minggu). Di sejumlah titik, padat merayap terjadi. Seperti di wilayah Kecamatan Jalaksana, Kramatmulya sampai Cirendang. Kondisi ini terjadi sampai pukul 20.00 WIB.
“Tadi saya berangkat dari Kuningan kota itu bada magrib. Sampai ke Cilimus jam 7.30 malam. Tidak terlalu lama sih. Yang padat itu mulai Cirendang sampai Jalaksana. Kalau dari arah Cirebon, mulai padat di jalan Manis,” tutur Deni (30), pengendara mobil jenis Honda kepada kuninganmass.com.
Aparat kepolisian tampak sigap menanganinya. Di setiap simpul kemacetan ditempatkan beberapa personil. Keberadaan jalan baru Sampora-Panawuan-Japara, membantu petugas dalam upaya mengurai kemacetan. Tidak sedikit dari pengendara yang melaju dari arah selatan (Kuningan), masuk ke jalan Padamenak untuk memanfaatkan jalan baru tersebut.
Begitu juga pengemudi dari arah utara (Cirebon), mereka masuk jalan baru berciri Tugu Ikan Dewa guna menghindari kemacetan di jalur utama.
“Masuknya di Tugu Ikan Dewa. Setelah habis jalan baru di daerah Japara, belok ke kanan dan keluar di Padamenak,” kata Deni.
Di Jalan baru Sampora-Panawuan-Japara sendiri terpantau lancar. Hanya saja kepadatan terlihat di perempatan Panawuan. Begitu juga di ujung jalan baru, wilayah Japara serta di Tugu Ikan Dewa Sampora. Ini karena kendaraan dari berlainan arah saling bertemu. Kepadatan tersebut terjadi pada siang hari. (deden)