KUNINGAN (MASS) – Sekilas tak ada yang berbeda dari Dani Haryanto (33). Lelaki yang kini tinggal bersama sang ayah di Desa/Kecamatan Sindangagung ini, secara fisik dan tampilan memang tak berbeda dari pemuda pada umumnya.
Begitupun dengan ekspresi wajahnya. Dani, terlihat seperti orang normal pada umumnya. Hanya saja, kadang masih terlihat tatapanya tidak fokus saat mengobrol.
Ya, sejak tahun 2019 lalu, Dani memang divonis mengidap glukoma. Sebuah penyakit, yang membuat penglihatannya kabur. Diakuinya, sebelah sudah tidak bisa melihat. Sedangkan penglihatan satunya, hanya sekitar 5-10 persen saja.
Dani banyak bercerita pada kuninganmass.com kala diwawancara, Minggu (22/5/2022) kemarin. Awalnya, saat divonis dokter, dirinya mengaku sempat dibuat resah tak karuan, down, dan hanya bisa berdiam diri.
“Glukoma 2019, dulu waktu kerja di Bekasi,” tuturnya.
Meski divonis Glukoma, Dani mengaku tak pernah mengalami gejala apapun sebelumnya. Bahkan, yang dirasanya pun, saat itu seolah tiba-tiba.
Suatu malam, dirinya bekerja sampai brgadang malam di depan layar gadget. Menjelang pagi dirinya baru terlelap tidur. Dan saat terbangun itu, tiba-tiba pandangannya blur.
Saat itu, dirinya kemudian diperiksa ke dokter di RS Mata Cicendo Bandung. Kemudian, disanalah dirinya tahu kondisinya disebut glukoma, serta divonis tidak akan bisa kembali normal. Bahkan masih ada kemungkinan kondisinya memburuk.
“Sempet drop heula, setahun dua tahunan. Tapi mulai tahun kamari (2021) tos mulai hoyong aya pemikiran, kudu kumaha, kedepan harus gimana. Iya (Sudah mulai menerima, berdamai dengan keadaan),” ceritanya saat ditanya kenapa mulai memijit.
Ya, memijit memang jadi skillnya yang masih bisa jadi aktifitasnya saat ini. Keterampilannya memijat, sebenarnya bukan ujug-ujug juga atau belajar belakangan ini saja.
Meski lama bekerja di bidang retail, Dani mengaku, sejak remaja sudah dipercaya keluarga untuk memijat urut tradisional. Dan pada tahun 2015 lalu, Dani bahkan pernah bekerja di pijat refleksi sebelum akhirnya berpindah-pindah lagi pekerjaan.
“Iya tahun kemarin mulai beraktifitas, mijit. Tapi ya yang manggil teh masih orang-orang terdekat,” sebutnya.
Dulu, sebelum bekerja Dani memang mengenyam pendidikan di Kuningan mulai dari TK Dewi Sartika, SD 5 Kuningan, SMP 2 Kuningan, sampai SMA Kadugede.
Setelah lama banyak bekerja di luar kota, kini Dani kembali di Kuningan. Biasanya, Dani tinggal di Sindangagung atau di Cirendang. Dan dari dua tempat itu jugalah, Dani mulai menerima panggilan memijat urut tradisional.
Dengan penglihatannya yang terbatas, hanya sekitar 5-10%, Dani masih sanggup sekedar menerima WA meski meraba-raba. Namun, kebanyakan Dani merespon melalui voice note (VN – pesan suara) atau panggilan.
Dirinya, bisa diantar jemput untuk memijat. Biasanya, bisa juga diantar saudara atau ojek. Dani menerima jasa panggilan urut melalui kontak telpon atau Whastapp 0821-1080-4198. (eki)
Tonton : https://youtu.be/2uyFVMbJqcE