KUNINGAN (MASS) – Sejalan dengan digitalisasi yang kian marak, media berbasis online mulai merebak di Kabupaten Kuningan. Informasi yang kian mudah didapatkan hanya dalam genggaman menjadi tantangan tersendiri bagi pelaku jurnalistik untuk tetap menjaga kualitasnya.
Deden Rijalul Umam selaku pimpinan redaksi kuninganmass.com dalam kesempatan Kajian Sore Mentereng (Kasreng) Ikatan Pemuda Pelajar Kuningan (IPPMK) Jadetabek, Sabtu (14/5/2022), menyatakan bahwa menurut data Diskominfo Kuningan total media yang beroperasi di Kuningan berjumlah 53 ditambah 5 koran dan 7 radio.
“Berdasarkan data dari Diskominfo, jumlah media massa yang beroperasi di Kabupaten Kuningan sebanyak 53 media baik yang berkantor di Kuningan maupun luar Kuningan. Itu didominasi oleh media online. Seingat saya dulu kisaran tahun 2016-2017, media online atau siber itu masih dipandang sebelah mata. Sekarang justru sebaliknya, malah kian menjamur,” ungkap Deden dalam materinya.
Dalam perkembangannya, puluhan media massa tersebut saling berebut simpati pembaca. Mereka juga terus menjaga eksistensinya dengan suguhan berita berkualitas yang harus dibarengi dengan pendapatan yang baik. Namun Deden mengakui, saat ini pendapatan yang diperoleh media massa online masih didominasi oleh iklan langsung ketimbang adsense.
“Iklan langsungnya kalau ditimbang-timbang antara iklan swasta dan iklan pemerintahan, lebih banyak dari iklan pemerintahan. Karena memang di Kabupaten Kuningan belum banyak industri atau perusahaan-perusahaan besar swasta. Kalaupun ada, kebanyakan masih nginduk ke Cirebon, Bandung ataupun Jakarta sehingga kebijakan beriklannya ada di induk,” ungkapnya.
Sumbangan iklan adsense masih relatif kecil terhadap pendapatan seiring dengan masih kurangnya minat baca. Terlebih sekarang ini semakin banjir informasi yang diasumsikannya mendorong pembaca cenderung jenuh. Muncul gejala, pembaca sekarang cukup membaca judul atau cuplikan berita di media sosial semisal instagram, tanpa mengklik link berita tersebut.
“Berkaitan dengan minat baca yang mempengaruhi pendapatan adsense, kuninganmass sendiri rata-rata viewer 1 hari kisaran 10 ribu-20 ribu, kecuali berita insiden viral bisa sampai puluhan ribu. Nah kalau dibandingkan dengan total penduduk Kuningan 1,2 juta jiwa, tentu angka itu masih jauh persentasenya,” papar Deden.
Kendati demikian, masalah pendapatan tidak terlalu menjadi persoalan yang memengaruhi kualitas berita yang disuguhkan. Sebab menurut Deden, dalam bermedia massa itu bukan hanya melulu persoalan bisnis, tapi juga sebuah bentuk pengabdian kepada daerah.
“Kita ikut melakukan kontrol sosial agar berbagai bentuk penyimpangan dapat dicegah dan diminimalisir. Juga ikut membantu para pelaku UMKM dalam memasarkan produknya sebagai salah satu upaya kita dalam menjalankan fungsi informasi,” ucapnya.
Kuswara S. Permana selaku owner Synergy Communication juga menyampaikan dalam Kasreng bahwa persoalan uang di media itu sangat sexy, tetapi jurnalis harus tetap menjaga independensinya, agar berita tetap proporsional dan berbasis research.
“Media sangat sexy berhubungan dengan anggaran, dimana media butuh biaya yang tinggi, tetapi kebanyakan media pendapatannya minim, ini bisa lebih dikreasikan lagi dalam custumer advertorial, bisa bersentuhan segi reportase dan berbagai aspek. Diluar itu banyak godaan bagi para pelaku media, tetapi tetap harus menjaga independensinya dan fungsi kontrol sosial. Perlu diperhatikan juga porsi pemberitaan agar tetap proporsional, hal ini bertujuan masyarakat tidak mengalami kebingungan dan mendapatkan arti dari sebuah berita. Serta pastinya yang paling penting harus berbasis reseacrh,” paparnya.
Kuswara menyampaikan bahwa perlu ada dukungan serius dari pihak pemerintahan agar eksistensi media massa tetap terjaga dengan suguhan pemberitaan yang berkualitas.
“Media pastinya perlu dukungan serius dari pemerintah untuk mengkampanyekannya. Nanti bisa dibuat aplikasi media berbayar dan saran saya di setiap HP pegawai negeri harus memiliki akses ke media Kab. Kuningan yang berbayar itu, pastinya ini juga untuk menyejahterakan pelaku media juga,” harapnya. (eki)