KUNINGAN (MASS) – Tidak ada asap kalau tidak ada api. Begitulah kira-kira sebagai ucapan pembuka dalam menanggapi pemberitaan baru-baru ini mengenai berita tentang wasit merasa tercoreng atas adanya insiden beberapa waktu lalu pada saat gelaran Final turnamen Pemuda Pancasila Cup I yang diadakan oleh kawan-kawan dari PAC Kecamatan Garawangi.
Melihat dari beberapa sudut pandang yang obyektif dari perhelatan turnamen sepakbola yang baru-baru ini digelar dan beberapa turnamenpun terlebih perihal kepemimpinan wasit ASKAB PSSI Kuningan yang menjadi pengadil dan mash sering sekali terjadi insiden-insiden yang kerap membuat beberapa pihak merasa dirugikan bahkan hingga tersulut emosinya. Banyak kejadian-kejadian fatal justru akibat dari kurang tegasnya wasit itu sendiri pada saat bertugas.
Namun diluar itu, menurut hemat saya, melihat secara obyektif dari beberapa insiden-insiden itu justru seharusnya pihak komite wasit tidak perlu juga merasa nama baiknya tercoreng dan merasa secara kinerja diragukan oleh para penikmat dan pecinta sepakbola yang ada di Kabupaten Kuningan.
Justru ini harus dijadikan sebagai pecutan pembelajaran dan evaluasi bersama dalam merubah dan melakukan penyegaran kepada para wasit-wasit yang dimiliki. Secara kepemimpinan dan tugasnyapun bisa betul-betul fair play dan sesuai dengan Law of The Game dalam memberikan keputusan-keputusan yang memang layak dan tidak memunculkan kontroversial tersebut.
Yang akhirnya secara dampaknya merusak dan mengganggu ritme jalannya pertandingan-pertandingan yang sedang dinikmati oleh para penonton dan pecinta sepakbola yang menyaksikan, bahkan buruknya menyulut emosi beberapa pihak sehingga terjadilah keributan-keributan dan bahkan sampai diberhentikannya pertandingan sehingga merugikan semua pihak.
Ini menjadi PR besar bagi Komite Wasit ASKAB PSSI Kabupaten Kuningan untuk betul-betul melakukan evaluasi, penyegaran kembali agar kedepan pada saat memimpin jalannya pertandingan bisa diterima oleh semuanya dan tidak terjadi kembali insiden-insiden seperti itu. Dan pertandingan betul-betul enak dinikmati oleh semua pecinta sepakbola Kabupaten Kuningan.
Secara animo dan antusias persepakbolaan di Kabupaten Kuningan sendiripun sekarang ini gairahnya sudah mulai muncul, banyak kub-klub sepakbola baru bermunculan dan aktif juga melakukan sparing ataupun mengikuti beberapa turnamen-turnamen sepakbola .
Jadi sangat disayangkan jika animo ini sudah muncul dan berkembang, lalu ada ajang kompetisi atau turnamen yang dimana sebagai uji mentalitas dan kualitas dari masing-masing klub bola itu sendiri dipatahkan dan dikotori oleh kinerja kepemimpinan para wasit yang masih belum bisa menjaga netralitasnya, kualitasnya, bahkan taring tegasnya di lapangan.
Warga Kuningan, khususnya para pecinta sepakbola merasakan betul selama kurang lebih 2 tahun ini selama mas pandemik betul-betul vacum dan tidak bisa menyaksikan turnamen sepakbola yang dimana menjadi hiburan tersendiri bagi mereka-mereka.
Ajang-ajang turnamen sepakbolapun di Kuningan baik trofeo, fourfeo, festival ataupun semi openpun sudah mulai banyak digelar di wilayah Kuningan, secara kebijakan dan perizinanpun sudah dilonggarkan dan diperbolehkan asal tetap mengikuti standar aturan protokol kesehatan yang seharusnya.
Bahkan menurut informasipun dalam waktu dekat ini setelah Idul Fitri tahun ini, dalam rangka Anniversarynya, Klub Sepakbola Gemilang Raya Kuningan akan kembali menggelar perhelatan akbar turnamen sepakbola.
Untuk itu, saran saya sebagai pecinta sepakbola, mumpung sekarang sudah dilonggarkan dan diperbolehkan dan semua pihak sudah bisa kembali menikmati uphoria perhelatan turnamen sepakbola ini, dan masih ada waktu untuk melakukan perubahan, silahkan kepada Komite Wasit ASKAB PSSI Kabupaten Kuningan beserta jajarannya untuk melakukan evaluasi dan pembenahan kinerja wasit-wasitnya.
Penulis : Abdi Agung
Penggemar Sepakbola