KUNINGAN (MASS) – Gerakan Ekonomi Kreatif (Gekraf) Kuningan, menggelar Rapat Kerja (Raker) untuk pertama kalinya pada Minggu (21/3/2022) kemarin di Ardiyan Palace Palutungan – Cigugur.
Dalam rakor itu, terlihat hadir Dewan Pembina H Rokhmat Ardian, Rektor Unisa Nurul Iman Hima Amirullah, serta jajaran pengurus Gekraf. Hadir juga sebagai undangan, Rektor STKIPM Nanan Abdul Manan, dan Endun Abdul Hak, bos Toserba Fajar H Yogi serta undangan lainnya dari berbagai kalangan.
Dewan pembina sekaligus penyedia tempat, H Rokhmat Ardian dalam sambutan sekaligus pembukaan kegiatan menyampaikan Gekraf yang baru berdiri di Kuningan belakangan ini, harus eksis terus, jangan hanya sesaat.
Ardian mengatakan, Gekraf sebagai wadah para pelaku usaha ekonomi kreatif, harus bisa struggle dan memberi peranan serta andil dalam roda ekonomi.
“Bangga dan bersyukur ada Gekraf di Kuningan. Artinya, akan lahir pengusaha-pengusaha baru. Dan hadirnya para pengusaha ini, juga menambah pendapatan daerah, devisa negara. Karena kan, bisa dibilang pahlawan sebenarnya itu adalah para pengusaha yang taat pajak,” ujarnya dalam sesi wawancara.
Ardian berharap, para pengusaha yang ada di Gekraf ini nantinya bisa berperan sebagai pengusaha berprestasi. Pengusaha yang bisa mencapai tingkat provinsi dan nasional.
“Kami akan menyiapkan lahan untuk Gekraf,” ujarnya optimis untuk kolaborasi, sembari menyebutkan beberapa tempat seperti Cigembang dan Palutungan.
Hadirnya para pengusaha baru, lanjut Ardian, akan membuka lapangan kerja dan mengurangi angka pengangguran. Hal itu, tentu sejalan dengan apa yang diimpikan pemerintah untuk memakmurkan masyarakat.
“Saya punya sekitar 2000 karyawan. Dan apabila yang hadir sekarang ini, 50 orang, bisa (berkembang pesat dan bahkan) punya juga karyawan 2000 juga, artinya 100ribu lapangan kerja tercipta,” ucapnya.
Senada, Ketua Gekraf Kuningan Asep M Albar juga menyinggung tingginya angka pengangguran. Dalam sambutannya, Asep menyebut ada sekitar 63ribuan pengangguran atau 11% dari angkatan kerja di Kuningan.
“Mau diapakan (yang menganggur) kalo orang kreatif berhenti ? Jadi, harapan kami sendiri dengan Gekraf ini, selain membantu pemerintah mengurangi pengangguran di Kuningan, tapi dalam program kerja ini ingin menciptakan sustainable ekonomi (berkelanjutan),” ujarnya seolah menjawab harapan sambutan sebelumnya.
Asep M Albar optimis, pihaknya ini bukan yang hanya sekali dibantu terus menghilang. Gekraf Kuningan, lanjut Albar, punya tagline yang selalu jadi patronnya dalam bekerja “Ngabakti, Ngajadi, Ngabukti,”.
“Kedepan, kita ingin punya Zona Ekonomi Kreatif,” sebutnya sembari mencontohkan beberapa kota yang sudah terbangun seperti Bandung dan Jogja.
Gekraf sendiri, dijelaskan Asep M Albar kala diwawancara, merupakan wadah para pengusaha ekonomi kreatif yang kini terdiri atas 17 sub sektor seperti arsitek, musik, design, kuliner, fashion, penerbitan, media, dan sektor kreatif lainnya.
“Jadi Gekraf ini, wadah kolaborasi. Misalnya, pengusaha kuliner nih, kan perlu dibantu designya, publikasinya dan hal kreatif lainnya, jadi kita kolaborasikan,” tuturnya.
Dengan Gekraf ini, lanjutnya, para pengusaha akan membangun sistem jejaring yang berkolaborasi. Tidak hanya fokus di satu sisi, tapi mulai dari konsultasi, koordinasi sampai pelatihan bahkan pemasaran.
Adapun soal kegiatan raker saat ini, dirinya menjelaskan ingin menampung aspirasi-aspirasi yang nantinya akan dikerjakan sebagai progam setahun kedepan.
“Alhamdulillah, dukungan-dukungan banyak datang baik itu dari pengusaha, civitas akademik dan banyak pihak lainnya,” imbuhnya.
Gekraf sendiri, secara nasional sudah berdiri sekitar 3 tahunan. Tokoh Gekraf yang sangat dikenal saat itu adalah Sandiaga Uno atau yang kemudian diangkat sebagai Mentri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Mas Mentri.
Meski sudah berdiri 3 tahun, di Kuningan sendiri Gekraf baru berdiri bulan Februari tahun ini. Keanggotaan Gekraf, diisi pengusaha ekonomi kreatif dari 17 sub sektor tersebut. (eki)