KUNINGAN (MASS) – Sudah 8 bulan terakhir, sejak Susilawati terindikasi lalu terdiagnosa Leukimia. Sesuatu, yang mungkin siswa kelas 3 SMK 1 Pertanian ini, tak pernah duga.
Ya, saat itu tak pernah ada yang tahu. Perempuan jurusan tata boga ini, belakangan harus terus transfusi darah hampir sebulan sekali ke RS Hasan Sadikin Bandung.
Susi adalah perempuan yang semangat dan tegar. Dia tinggal bersama sang ibu di Desa Cisantana Kecamatan Cigugur. Seperti remaja lainnya, biasanya Susi bersekolah dengan ceria, menikmati waktu belajar bersama teman.
Namun, sekarang kondisinya agak berbeda. Kondisi cukup sering menurun. Saat darahnya sangat rendah, Susi pucat, dan lemah. Dia harus segera berangkat dari Kuningan ke Bandung, untuk tranfusi darah. Untuk transfusi darah, bisa mencapai belasan labu. Jumlah yang cukup banyak untuk tubuh kecilnya.
Belasan tahun hingga menjadi remaja, bisa dibilang indikasi gejalanya ini memang baru terjadi 8 bulan lalu. Kala itu ada program PKL, saat berjalan kaki, Susi sempat terserempet motor, lalu terjatuh. Saat itu, jadi jatuh sakit.
Dikira demam biasa, karena memang jatuhnya pun tidak parah, Susi awalnya ditangani di rumah. Selang waktu, kondisinya sempat memburuk lalu dibawa ke rumah sakit di Kuningan.
Saat itulah, Susi dirujuk ke RS Hasan Sadikin Bandung. Belakangan, pihak keluarga menjelaskan juga bahwa dokter saja tidak bilang jatuh jadi penyebabnya sakit Leukimia.
Cerita tadi diceritakan Wawan, sang paman yang juga jadi wali dari Susi. Wawan, bercerita itu, didampingi Ecih (ibu dari Susi).
“Dulu mah biasa a, gak pernah ada gejala apa-apa. Sehat biasa aktif, ke sekolah juga semangat,” sebut Wawan, diamini Ecih pada Senin (28/2/2022) siang.
Saat ini, semangat Susi juga tidaklah luntur. Biasanya, setelah tranfusi dan kondisinya membaik, saat pulang ke Cisantana Susi kadang memilih aktivitas bersekolah lagi, ibarat baterai, seperti di-charge. Susi dan didukung keluarga tak mau berhenti sekolah, apalagi sekarang sudah kelas 12.
Sekarang pun begitu, kala bercerita hari Senin, Susi sudah berada di Bandung bersiap untuk pemeriksaan dan mungkin tranfusi kembali.
“Alhamdulillah a, dari tetangga di dusun, dari desa ada sejak awal. Cuman durasi pengobatannya yang lama, cukup menguras sampai kering juga a,” ujarnya sembari tetap yakin, dirinya dan keluarga tidak akan menyerah.
Ya, keteguhan demi keteguhan itulah yang terus ada di dalam keluarga. Tentu, meski biaya pengobatan ditanggung BPJS, akomodasi, transport dan pekerjaan yang ditinggalkan tidak diganti siapapun.
Mungkin, bantuan demi bantuan dari sekitar yang peduli, sedikit demi sedikit sudah habis. Waktu 8 bulan, bulak-balik rumah sakit apalagi di Bandung, tentu tidak sedikit memakan biaya.
Dan demi keteguhan itu, keluarga juga tidak keukeuh memaksa sendiri. Mereka terbuka untuk setiap bantuan dari siapapun. Keluarga, sangat terbuka jika ada siapapun yang ingin membantu Susi untuk terus berjuang melawan Leukimia.
Wawan sendiri, terbuka saat dipinta nomernya disebar luas ke khalayak umum. Siapapun, entah dengan do’a, usaha bahkan materi yang ingin membantu, bisa menghubungi Wawan Setiawan 0877-1015-9761 melalui WhatsApp. (eki)