KUNINGAN (MASS) – Pelarangan Handphone tidak hanya menjadi kebijakan sepihak, tanpa ada dukungan sistem belajar yang memadai. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kuningan, harus bertanggung jawab penuh terhadap penggunaan metode pengajaran yang interaktif dan relevan.
Hal itu dikatakan langsung oleh Ketua PMII Komisariat STAI Kuningan sekaligus mahasiswa Bimbingan Konseling Pendidikan Islam (BKPI), Ahmad Fadlan Hudaya. Menurutnya, larangan itu memang berpotensi menekan berbagai masalah siswa yang kerap dipicu oleh penggunaan Hp, seperti kecanduan game, penyebaran konten negatif, hingga konflik sosial di media digital.
“Ini bisa jadi titik balik untuk mengembalikan fokus siswa pada proses belajar yang lebih berkualitas. Tapi harus diakui juga bahwa gadget kini sudah menjadi bagian fundamental dalam komunikasi dan belajar, terutama di era digital seperti sekarang,” ujarnya, Minggu (15/6/2025).
Ia juga menambahkan, pelarangan HP tidak boleh hanya menjadi kebijakan sepihak tanpa dukungan sistem belajar yang memadai. Ia menekankan, sekolah harus bertanggung jawab penuh dengan menyajikan metode pengajaran yang interaktif dan relevan tanpa ketergantungan pada gadget.
“Peran guru BK sangat penting di sini. Mereka perlu diberi ruang untuk merancang sistem pembinaan yang mencakup penyuluhan tentang penggunaan HP yang bijak, serta pengembangan keterampilan pengendalian diri siswa,” tambahnya.
Selain itu, ia juga mengingatkan agar kebijakan tersebut tidak mengesampingkan persoalan kesenjangan akses informasi di era digital. Pemerataan akses internet dan literasi digital masih menjadi tantangan besar yang harus ditangani pemerintah dan sekolah secara paralel.
Untuk itu, kepada pihak sekolah maupun orang tua harus ikut serta mengawal terhadap kebijakan tersebut, karena pelaksanaan larangan HP masih dalam tahap pemantauan dan evaluasi, serta terbuka terhadap masukan dari berbagai pihak guna menyempurnakan kebijakan tersebut.
“Keputusan ini seperti dua sisi mata uang. Bila tidak dikelola dengan pendekatan yang tepat, bisa jadi malah menghambat perkembangan siswa. Tapi jika diterapkan dengan strategi yang baik, justru bisa memaksimalkan potensi mereka,” tutupnya. (rizal/mgg)
