1. Setiap manusia di bumi memiliki sifat yang berbeda-beda dalam urusan kebaikan, ada yang menghitung-hitung kebaikannya, ada juga yang dengan mudah melupakan perbuatan baik yang telah dilakukannya.
Kita sadari seringkali kita sebagai manusia biasa mengharapkan adanya balasan atau minimal ucapan terima kasih ketika kita memberikan kebaikan atau pertolongan kepada orang lain. Atau kadang juga muncul di dalam diri kita perasaan ingin agar perbuatan baik kita bukan hanya dibalas dengan ucapan terima kasih tapi juga agar banyak orang mengetahui perbuatan kita tersebut, dan jelaslah hal ini harus benar-benar kita hindari, karena bisa menyebabkan kesia-siaan yaitu tidak adanya pahala atas perbuatan baik yang kita telah lakukan.
2. Sebuah catatan penting yang harus kita perhatikan adalah betapa berbuat ikhlas, melakukan kebaikan 100% hanya karena Allah adalah hal yang sulit, hal yang perlu dilatih dan perlu dipaksa. Sangat penting bagi kita untuk perlahan-lahan menjadikan keikhlasan sebagai Habit di dalam kehidupan kita.
Terkait dengan hal diatas, ada 2 ayat Al-Qur’an yang dengan sangat spesifik memberikan kita penjelasan terkait seperti apakah kita harus berbuat, dan bagaimanakah cara yang tepat di dalam berbuat kebaikan yang sifatnya habluminannas.
Pada ayat yang pertama, marilah kita perhatikan Al-Qur’an Surat Al-Insan ayat 8 dan 9.
“Dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak yatim dan orang yang ditawan. Sesungguhnya kami memberi makanan kepadamu hanyalah untuk mengharapkan keridhaan Allah, kami tidak menghendaki balasan dari kamu dan tidak pula (ucapan) terima kasih.”
3. Ayat di atas adalah pernyataan para penghuni surga, dimana salah satu amalan yang menyebabkan mereka masuk ke dalam surga adalah keikhlasan mereka di dalam memberikan pertolongan kepada orang lain, yang pada saat mereka melakukannya, tidak ada sama sekali di dalam hati mereka keinginan untuk mendapatkan balasan dari orang yang telah dibantu, bahkan dia sama sekali tidak mengharapkan ucapan terima kasih darinya. Kecuali ada ijab qobul, komitmen yang dibangun. Hal itu masuk pada janji adalah hutang. Diluar itu, dia hanyalah memiliki satu niatan di dalam hatinya ketika memberi, yaitu untuk mendapatkan keridhoan dari Allah Azza wa Jalla. Sehingga tidak ada sama sekali penyesalan didalam hatinya ketika orang yang telah diberikan bantuan itu melupakan kebaikan-kebaikan yang telah dilakukan untuknya. Inilah sifat pertama yang harus kita miliki.
4. Kemudian ayat lain yang juga patut untuk kita perhatikan terkait dengan perbuatan baik adalah pada Al-Qur’an surat Al-Qashash ayat 77.
“dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.”
Dalam ayat ini Allah memberikan sebuah catatan penting kepada kita, bahwa perbuatan baik yang kita lakukan kepada orang lain bukanlah agar kita mendapatkan balasan kebaikan dari orang yang telah dibantu, dan bukan pula dikarenakan orang tersebut telah berbuat baik kepada kita. Akan tetapi perbuatan baik yang kita lakukan kepada orang lain adalah dikarenakan Allah telah berbuat baik kepada kita, maka disebabkan hal itulah kita pun harus membagikan kebaikan-kebaikan yang ada pada diri kita, kepada orang lain.
5. Itulah beberapa catatan yang harus kita jadikan renungan, yang dengannya semoga menjadikan timbul perbaikan di dalam diri kita, khususnya di dalam niat-niat kita ketika berbuat baik kepada orang lain. Ketika 2 ayat diatas telah merasuk ke dalam hati kita, dan kita bisa mengamalkannya dengan sempurna, maka insya Allah, tidak akan ada lagi harapan-harapan pujian atau bahkan balasan dari orang lain atas kebaikan yang telah kita lakukan, karena apa, karena kita telah menjadikan keridhoan Allah sebagai satu-satunya tujuan kita di dalam berbuat kebaikan.
Allah Arrahmaani Arrahiimi mengetahui apa yang mesti terjadi dan apa yang mesti tidak terjadi terhadap Mahluq yang diciptakannya….. Perbuatan baik yang kita lakukan, jikapun dibalas dengan perbuatan buruk bahkan bersifat menganiaya menimpa diri kita……
Subhannallah….. Maha Suci Allah maha mengetahui atas segala urusan……. “. Janganlah kita amarah ! Berdzikirlah………” A’laa bidzikrillahi tatma’inul qulub : Berdzikirlah Engkau Niscaya hatimu akan tenang
Hadanallahu Wiyyakum Ajma’in : 19530430 TITIK
Penulis: Awang Dadang Hermawan (Ketua DPC PBB Kab. Kuningan Jawa Barat)