KUNINGAN (MASS) – Keberadaan terminal wisata yang berada di Desa Paniis Kecamatan Pasawahan masih terbilang passif.
Bukan hanya tidak produktif, saat kuninganmass.com melakukan pantauan ke lokasi pun, terminal yang dibangun dengan menggelontorkan uang milyaran itu, malah ‘disegel’ bambu.
Tentu hal ini menjadi harus perhatian serius. Karena jika tidak dijelaskan, akan muncul tanggapan pembangunan hanya ‘berbasis’ projek, bukan berbasis kebutuhan.
Kuninganmass.com mencoba mengkonfirmasikannya langsung ke Dinas Perhubungan Kabupaten Kuningan.
Melalui pesan singkat, kuninganmass.com menghubungi kepala Dinas Perhubungan Drs Jaka Choerul sejak Senin (9/11/2020) sore.
Namun, sampai berita ini ditulis sekitar 5 jam menunggu balasan, mantan Kepala Disporapar itutidak kunjung menjawab. Padahal, pesan jelas terkirim.
Kuninganmass.com, dalam pesan tersebut menanyakan rencana operasional terminal wisata untuk menghindari mispersepsi masyarakat.
Apalagi keberadaan terminal dengan pagu anggaran yang mencapai 6 milyar lebih ini, kalah produktif dengan terminal yang berbarengan pembangunannya di Desa Subang.
Berbeda dengan terminal pada umumnya yang prioritasnya adalah mobilitas transportasi.
Terminal type C di Paniis ini, dimaksudkan untuk pengembangan wisata yang berada di sekitarmya seperti Cibuntu, Paniis, Pasawahan, Kaduela dan kawasan lainnya. (eki)