KUNINGAN (MASS) – Ketua PSI Kabupaten Kuningan Asep Susan Sunjaya alias Asep Papay, mengaku pihaknya menerima keluhan mengagetkan dari anak-anak sekolah dasar terkait makanan dari dapur MBG. Bahkan, kata Asep, beberapa anak SD dengan polos mengaku enggan makanan dari Dapur MBG yang disuguhkan ke sekolah.
“Teu daek emam ti (Gak mau makan dari) MBG, bisi karacunan,” kata Asep Papay, menirukan keluhan anak, Senin (22/9/2025).
Pernyataan ini, kata Asep, menjadi alarm keras bahwa anak-anak sendiri sudah tidak percaya terhadap kualitas makanan yang disajikan. Makanan yang seharusnya menyehatkan, justru menimbulkan ketakutan karena kondisi menu yang tidak layak konsumsi dan jauh dari standar gizi seimbang.
Pihaknya menilai, bila anak-anak sudah menolak makan karena takut sakit, maka jelas ada persoalan serius yang tidak boleh dibiarkan. Program dapur MBG yang digadang-gadang untuk mendukung gizi anak sekolah kini justru menjadi sumber keresahan.
“Kami menuntut pemerintah segera mengevaluasi dan menghentikan praktik penyediaan makanan yang hanya mengejar keuntungan,” tegasnya.
“Nya uing oge paham da usaha mah kudu aya untung, ngan ulah kabina bina teuing untung na atuh tina anggaran 15 ribu ngan diimplemntasikeun 7 ribu sampe 8 ribu..meuli uduk wae 7 ribu mah aman jeung barudak. (Kita paham kalo usaha harus untung, tapi jangan keterlaluan donk. Masa dari Rp 15 ribu, harga menunya cuman 7-8 ribu. Udah aja beli nasi uduk harga 7 ribu biar anak aman),”imbuhnya.
Ia menegaskan bahwa anak-anak berhak atas makanan sehat, bergizi, dan aman. Jangan sampai, kata Asep, anak-anak justru tumbuh dengan trauma akibat implementasi program yang keliru oleh para pengusaha dapur.
PSI mengingatkan, keberlangsungan dapur MBG tidak boleh dijadikan proyek bisnis, melainkan harus benar-benar berpihak pada kesehatan generasi penerus bangsa.
“Acan deui permasalahan pagawe dapur aya keneh nu acan di bayar ari ti pamarentah anggaranna tos cair….nerapkeun romusha tah pengusaha teh? (Belum lagi ada keluahn pegawai dapur masih belum dibayar, padahal anggaran dari pemerintah sudah cair. Ini mau nerapin sistem romusha?),” ujarnya mempertanyakan. (eki)
