KUNINGAN (Mass)- Gunung Soputan di Minahasa Sulawesi Utara Rabu pagi meletus. Sebagai gunung berapi tentu gunung Ciremai harus diwaspadai karena bisa kapan saja meleus seperti gunung berapai lainnya.
Saat ini gunung yang memilki ketinggian 3.078 Mdpl itu tengah dilanda kebakaran. Dalam tiga hari ini saja sudah 350 Ha lebih lahan ludes terbakar. Ini menjadi perhatian serius warga karena dengan kondisi angin kencang dan suhu panas ditakutkan api merembet ke permukiman warga.
Ditengah banyaknya gempa di Indonesia banyak warga yang bertanya apakah gunung Ciremai bisa meletus? Petugas Pos Pengamatan Gunung Ciremai Iyus Rushana mengatakan, potensi untuk meletus ada karena Ciremai merupakan gunung berapi.
Namun lanjut dia, hingga saat ini tidak ada gejala gunung itu meletus. Sebab, ketika gunung meletus selalu ada tanda-tanda. Salah satu terjadi gempa. Gempa volkanik ada namun dalam batasan wajar sehingga gunung masih dinyatakan aman.
“Gunung Ciremai terakhir meletus pada tahun 1938 atau sudah 80 tahun. Kita tetap harus waspada karena yang namanya gunung bisa menggeliat kapan saja. Mari kita berdoa agar gunung aman karena kalau kita berdoa Insya Allah yang maha kuasa selalu menjaga kita dan menjauhkan dari musibah,” ujar Iyus, Rabu (3/10/2018) malam kepada kuninganmass.com.
Iyus yang sudah berkerja selama puluhan tahun di pos pengamatan mengaku, karakter tiap gunung selalu berbeda-beda. Dan Untungnya Ciremai itu termasuk gunung yang jarang menggeliat dan selalu terlelap ‘tidur’. Hal ini berbeda dengan gunung Merapi yang setiap tahun terus menggeliat.
Terpisah, Kepala Pelaksana BPBD Kuningan Agus Mauludin SE mengatakan, semua pihak harus mewaspadai terhadap gunung Ciremai. Pasalnya, gunung-gunung ‘seangkatan’ terus aktif. Sebagi contoh Sinabung. Tentu hal ini perlu diwaspadai.
“Kita harus waspadai karena saat ini banyak gunung berapi yang akatif. Yang namanya gunung api bisa kapan saja. Dari perhitungan kami batas aman ketika gunungg meletus adalah daerah Luaragung. Kami sendiri apabila gunung meletus sudah menggunakan jalur untuk evakuasi bagi warga,” jelasnya.
Sekedar informasi Ciremai merupakan gunung yang masuk ke jajaran 127 gunung berapi yang ada di Indonesia. Selain pada tahun 1938, ternyata pada tahun 2003 pernah terjadi getaran. Namun, geteran itu disebabkan oleh gempa tektonik lokal yang membuat Ciremai terbangun.
Dari berbagai sumber yang dihimpun kuninganmass.com selama kurun waktu 400 tahun terakhir, Gunung Ciremai hanya meletus sebanyak tujuh kali. Letusan pertama Gunung Ciremai tercatat terjadi pada 3 Februari 1698. Lalu, letusan itu disusul letusan kecil pada 11-12 Agustus 1772, 1775, dan April 1805. Ketiganya tanpa menimbulkan jatuhnya korban jiwa.
Tahun 1917 terjadi semburan uap belerang di dinding selatan gunung yang dikategorikan dalam letusan. Kemudian pada September 1924 terjadi tembusan fumarola kuat di bagian barat kawah dan dinding pemisah kawah.
Letusan besar terakhir tercatat pada periode 24 Juni 1937– 7 Januari 1938. Berupa letusan preatik dari kawah pusat dan celah-celah radial di dalam perut gunung. Meski tidak jatuh korban jiwa maupun kerusakan berat, tetapi abu vulkanik yang dimuntahkan gunung tersebut tercatat jatuh tersebar di kawasan seluas 52.500 kilometer persegi.(agus)