Connect with us

Hi, what are you looking for?

Kuningan Mass

Netizen Mass

Tahu Diri, Batas dan Pantas

KUNINGAN (MASS) – Puasa berwawasan masa kini dan masa mendatang. Ketakwaan itu mengawali, menyertai, mengakhiri, sekaligus menindaklanjuti Ramadhan. Ramadhan itu melahirkan insan-insan yang bertakwa (QS Al-Baqarah [2]: 183). Menjadi insan yang bertakwa itu harus tahu diri, tahu batas, dan tahu yang pantas.

Pertama, insan yang bertakwa itu tahu diri. Artinya, insan yang bertakwa itu harus dapat mengendalikan hawa nafsu. Ia akan terus berjuang dalam mengendalikan hawa nafsu, sehingga nafsu itu berada dalam kendalinya. Bukan dirinya yang berada dalam kendali nafsu.

Rasulullah SAW menyebutkan, indikator insan yang cerdas itu salah satunya adalah yang mampu mengendalikan nafsu dirinya. Sabda Nabi SAW, “Orang cerdas adalah orang yang mampu mengendalikan dirinya dan beramal untuk kehidupan setelah mati.” (HR Tirmidzi).

Misalnya, jika ia seorang pejabat, maka akan berusaha untuk mengendalikan diri dari nafsu memperkaya diri, serakah, egois, dan mementingkan diri, keluarga dan kelompoknya. Ia akan berusaha untuk memikirkan kepentingan masyarakat tanpa membeda-bedakan dan pilih kasih.

Advertisement. Scroll to continue reading.

Kedua, insan yang bertakwa itu tahu batas. Artinya, insan yang bertakwa itu harus mengetahui akan perintah dan larangan Allah. Insan yang bertakwa akan menjadikan Alquran sebagai panduan dalam menjalani kehidupan. Insan yang bertakwa mengetahui akan batasan dalam perjalanan kehidupan.

Dengan memahami Alquran, insan bertakwa mengetahui perintah dan larangan Allah, serta mengetahui batasan dalam hidup. Sehingga, insan yang bertakwa selamat sampai tujuan, yaitu surga-Nya.

Allah SWT berfirman, “Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa itu berada dalam taman-taman (surga) dan mata air-mata air.” (QS Adz-Dzariyat [51] :15). Dalam ayat yang lain, “Sesungguhnya orang-orang yang betakwa berada dalam surga dan kenikmatan.” (QS At-Thur [52] :17).

Jika ia seorang pejabat, maka ia tidak akan mengambil sesuatu yang bukan haknya. Karena ia mengetahui bahwa perbuatan tersebut telah dilarang dalam Alquran. Sehingga ia akan selalu dalam kebahagiaan dan ketenangan serasa di taman-taman surga.

Advertisement. Scroll to continue reading.

Ketiga, insan yang bertakwa itu tahu yang pantas. Artinya insan yang bertakwa itu harus berusaha untuk menampilkan performa diri yang terbaik sesuai dengan batas kemampuannya. Insan yang bertakwa itu selalu menghias diri dengan akhlakul karimah, dan berpakaian dengan pakaian takwa.

Allah SWT berfirman, “Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian takwa itulah yang paling baik.” (QS Al-A’raf [7]: 26).

Misalnya, jika ia seorang pejabat, maka ia akan senantiasa mampu memantaskan diri dalam berbagai kondisi dan situasi. Bukan malah memamerkan tampilannya apalagi harta kekayaannya di hadapan publik.

Semoga Allah senantiasa membimbing kita agar benar-benar menjadi insan yang bertakwa, yaitu insan yang selalu tahu diri, tahu batas, dan tahu yang pantas. Amin.

Advertisement. Scroll to continue reading.

Imam Nur Suharno
(Penceramah Agama)

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Advertisement

Berita Terbaru

Advertisement
Advertisement

You May Also Like

Advertisement