KUNINGAN (MASS)- Deratan kasus bunuh diri di Kabupaten Kuningan terus bertambbah, yang terbaru terjadi pada Pria lansia bernama Elon (73).
Ia pada Senin (8/11/2021) pukul 05.30 WIB ditemukan oleh Ari tetangga korban sudah terlilit tambang dibelakang rumahnya. Kejadian ini membuat jumlah warga yang bunuh diri hingga November menjadi 13 orang.
Penyebab beragam dari faktor ekonomi, putus cinta hingga defresi kerana sakit tidak kunjung sembuh.
Sekadar informasi sejak 2017-2019 gantung diri terjadi sebanyak 21 kasus. Adapun rinciannya adalah 2017 sebanyak 9 kasus dan 2018 adalah 8 kasus.
Sementara itu tahun 2019 total ada empat kasus. Kemudian, untuk kasus 2020 ada sembilan kasus dan kasus 2021 hingga November sudah 13 orang.
Berikut rinciaanya
Kasus pertama terjadi pada Rabu tanggal 13 Januari pukul 06.00 WIB. Korban menggunakan kabel antena disamping kandang kambing.
Korban bernama Ruswa (87) warga di Dusun Wage Rt03/04 Desa Cipancur Kecamatan Cidahu. Kasus ini membuat warga sekitar geger.
Korban kedua bernama Ating Rastim. Pria yang lahir pada tanggal 9 Februari 1982 itu Êditemukan di saung di sawah yang terletak di Dusun Manis RT 001/001 Desa Ciputat Kecamatan Ciawigebang.
Pada saat itu indentitas korban tidak ditemukan. Korban kali itu menggunakan masker dan ternyata korban berKTP Jakarta tapi keluarganya di Kecamatan Kalimanggis
Sementara kasus ketiga korbannya adalah Suja (82) warga Kampung Babakanmulya RT07/02 Desa Babakanmulya Kecamatan Jalaksana.
Kakek yang sempat menjadi hansip selama hidupnya itu nekad mengakhiri hidup sendiri di sebuah kebun Babakan RT 07/RW02 Desa Babakanmulya.
Kemudian, kasus ke empat adalah Dede Janu Aryanata (26) warga Perum Taman Ciharendong Kencana Rt 24 Rw 07 Kelurahan Cigintung Kec/Kab Kuningan.
Korban ditemukan pada Kamis (4/3/2021) pukul 08.30 WIB oleh ibunya. Ia menggunaan kabel warna putih untuk mengakhiri hidupnya.
Kasus kelima menimpa Didid Ridwan (53). Warga lingkungan Ciweri Rt 03/06 Kelurahan Awirarangan Kecamatan Kuningan itu ditemukan di loteng rumahnya.
Tragisnya pria yang berprofesi sebagai PNS itu baru menikah dua bulan, sehingga kepergiannya membuat semua bersedih.
Sementara itu kasus ke enam Nanang Sudiana (28) seorang pedagang yang tinggal di Lingkungan Lamepayung RT 008/008 Kelurahan/Kecamatan Kuningan.
Ia ditemukan sudah tak bernyawa pada Sabtu pukul 15.30 WIB di lantai 3 Masjid Ponpes Al-Iklas Desa Ciawilor Kecamatan Ciawigebang.
Selanjutnya kasus ke tujuh menimpa Rudi. Pemuda lajang ini ditemukan gantung diri oleh Aiminah orang tuanya pada Rabu (5/5/2021) sore sekitar 17.30 WIB atau menjelang buka puasa di SPBU.
Dan kasus kedelapan menimpa Oky. Santri yang dikenal baik itu memilih akhiri hidupnya dan tidak diketahui penyebabnya.
Ia ditemukan terikat pada tiang pada Sabtu pukul 15.30 WIB di lantai 3 Masjid Ponpes Al-Iklas Desa Ciawilor Kecamatan Ciawigebang.
Kasus ke sembilan adalah kasus gandir Andi yang merupakan warga Simpay Jaya Kecamatan Karangkancana. Korban gantung diri di kamar, dengan cara mengaitkan kain ke plafon kamar pada Jumat malam tanggal 23 Juli 2021.
Kasus ke 10 adalah Castoni warga Cikaduwetan Kecamatan Luragung. Korban mengalami defresi dan pergi meninggal rumah sejak tanggal 26 Juli.
Selanjutnya kasus ke 11 Nurdin warga Desa Langseb karena frustasi sakit tumor tidak kunjung sembuh. Jenazahnya ditemukan oleh sang istri.
Kasus ke 12, Siti Aminah. Korban bernama Siti Aminah (45) itu merupakan 1arga Dusun 2 Rt 05/0.
Ia ditemukan meninggal Kamis (9/9/2021) pukul 06.00 WIB di dapur dengan keadaan terikat . Ia menggunakan samping kain panjang.
Dugaan sementara pelaku korban teror karena ditemukan ada pesan dan telepon dari nemor yang tidak di kenal.
Sementara kasus ke 13 adalah Elon Dahlan (73). Warga Lingkungan Pasapen RT 6/3 Kelurahan /Kecamatan Kuningan.
Semoga tidak ada lagi kasus serupa karena melakuka aksi seperti itu bukan hanya dilarang oleh agama tapi juga kasihan kepada keluarga dan kerabat yang ditinggal. (agus)