KUNINGAN (MASS) – “Kenikmatan sesungguhnya tidak berasal dari keberhasilan di akhir, tapi kenikmatan sesungguhnya terletak pada proses yang senantiasa terus dijalani dengan sepenuh hati”. @arraqiib.rgl
“…….. Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya dan tidak ada pelindung bagi mereka selain Dia.” ~QS. Ar-Rad [13] : 11~
Dalam beberapa tulisan sebelumnya, saya sudah menulis tulisan yang berjudul “Mulai aja dulu”. Kemudian karena ini merupakan sebuah rangkaian tulisan yang nantinya menjadi sebuah buku atau tulisan berantai, maka setelah kita memulai sesuatu dalam upaya untuk mengembangkan ide dalam fikiran kita, maka sejatinya kita sudah berada dalam fase selanjutnya yaitu fase berproses. Pada tahap ini merupakan salah satu tahapan yang harus senantiasa ditempuh demi mencapai keinginan serta kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Seperti dalil yang tertera diatas, bahkan tuhan hanya akan merubah suatu kaum ketika memang dia yang ingin berubah, melakukan langkah-langkah demi perubahan tersebut. Maka, berusaha untuk berubah merupakan upaya mutlak yang harus terus dilakukan dengan harapan suatu saat nanti kita akan bertemu dengan target awal yang memang sudah diharapkan.
Banyak juga dalil-dalil teologis yang memang menyuruh manusia untuk terus bisa berproses, dalam bahasa arab sering dikenal dengan ber-ikhtiar. Ikhtiar adalah upaya yang dilakukan oleh seseorang untuk mencapai tujuan atau hasil yang diinginkan.
Dalam konteks agama, istilah ini sering digunakan dalam Islam untuk merujuk pada usaha atau usaha keras yang dilakukan oleh individu manusia untuk mencapai sesuatu, sementara pada akhirnya segala hasil ditentukan oleh kehendak Allah atau yang biasa disebut dengan istilah “Tawakal”. Dalam Islam, konsep ikhtiar menggambarkan pentingnya usaha dan kerja keras dalam hidup, sambil menyadari bahwa akhirnya hasil ditentukan oleh takdir dan kehendak Allah. Oleh karena itu, ikhtiar mencakup upaya manusia untuk melakukan yang terbaik dalam segala hal, tetapi dengan kesadaran bahwa hasil akhir ada di tangan Allah.
Nahh, dalah hal ini proses kita yang tadi diawal sudah dimulai dengan tekad yang kuat harus senantiasa bisa diistiqomahkan sesuai dengan target-target yang memang telah penjadi acuan capaian kita pada setiap malam sebelum tidur tersebut. Hingga proses nya itu tidak hanya menjadi proses yang sia-sia, tapi proses yang mendukung akan progres.
Tak sedikit dari kita sebagai mahasiswa misalnya yang berhenti ditengah jalan dengan situasi dan kondisi yang memang tidak mendukung akan proses berkembangnya mahasiswa itu. Disini peran kekuatan mental dan keteguhan hati sangat penting, mengingat faktor tumbangnya orang-orang yang berproses biasanya masih beum mempunyai mental yang kuat sekuat baja, sehingga ketika ada cobaan atau masalah yang menerpa dirinya dalam berproses, dia akan sangat mudah untuk gagal dalam proses tersebut.
Tapi jangan salah menurut pengalaman saya pribadi, biasanya orang yang semakin banyak gagal adalah orang yang semakin dekat dengan kesuksesannya. Salah satu tokoh fenomenal yaitu Dahlan Iskan menyebutkan bahwa :”Setiap orang mempunyai jatah gagal, habiskan jatah gagalmu ketika kamu masih muda”.
Disini peran dari orang tua dalam membentuk mental yang kuat sedari anak-anak harus bisa dimaksimalkan dengan baik. Tak sedikit proses didikan orang tua yang memang tidak maksimal ini menjadikan anak-naknya tumbuh dan berkembang dengan karakter dan pola fikir yang kurang baik, karena penting dirasa memiliki karakter dan pola fikir yang baik. Semua hiruk pikuk tingkah laku manusia itu ditentukan oleh pola fikir kita termasuk mental yang kuat yang dibentuk oleh pola fikir dalam diri kita, yang kemudian akan menentukan kecepatan setiap individu dalam berproses dan berprogres.
Agar lebih jelas dan terarah, disini mungkin saya akan beberkkan beberapa langkah-langkah yang bisa dijadikan sebagai acuan dalam berproses hingga jadi berprogres, dantaranya yaitu :
- Tentukan output/tujuan akhir
Dalam proses awal ini kita harus bisa untuk menentukan kira-kira target apa yang sekiranya dapat dicapai, relevan, dan terukur sesuai dengan batasan waktu yang telah kita tentukan. Menentukan fase awal ini yaitu tujuan akan mempermudah kita untuk dapat berproses dengan arah yang jelas serta memberikan arah dan motivasi sesuai dengan target yang diharapkan.
- Terus belajar dan kembangkan keterampilan
Dalam fase kedua ini banyak hal yang membutuhkan kita untuk berani bergerak dan berani bertindak. Di fase ini juga kita tidak boleh lengah ketika mendapatkan waktu kosong, terus harus berupaya untuk mengmbangkan diri ke arah yang sesuai dengan tujuan akhir tersebut. Disini bisa meliputi memaksimalkan pendidikan formal yang dijalani, melakukan pelatihan, kusus online/offline, atau kita sendiri harus memiliki ide kreatif untuk terus menambah wawasan dengan banyak banyak membaca dan berliterasi yang sesuai dengan harapan capaian yang telah di targetkan.
- Berfokus dan konsistensi pengalaman
Taklupa kita juga harus pintar-pintar untuk dapat mencari peluang dimana kita bisa masuk dan dencari pengalaman sebanak banyaknya dalam bidang yang ingin kita geluti. Banyak cara untuk mendapatkan itu semua, kita bisa mengikuti magang-magang dalam perusahaan misalnya, atau mungkin dalam proyek berskala besar, atau bahkan kegiatan ke sukarelawanan yang dapat menambah pengetahuan serta pengalaman kita yang pasti suatu saat akan berguna untuk mencapai target yang memang sedari awal telah kita teguhkan.
- Jaringan dan Relasi
Buatlah suatu branding yang baik dalam diri kita, lalu bangun hubungan yang baik dengan pihak-pihak yang memang memiliki tujuan yang sama, kalau mau lebih baik buatlah suatu komunitas atau organisasi yang memang sesuai dengan output awal. Kemudian carilah peluang dan pengalaman baru untuk dapat dijadikan sebagai pijakan serta batu loncatan kita dalam mewujudkan harapan awal tersebut.
- Menghadapi tantangan dan resiko
Hal terahir yang biasanya menjadi rintangan tersulit dalam fase berproses yaitu ketika kita dibenturkan dengan tantangan dan resiko yang ada, yang mungkin ini tidak ada atau tidak terfikirkan sebelumnya. Tak sedikit para pemuda yang tumbang dan menyerah ketika mendapati tantangan yang sulit, kmudian beresiko tinggi.
Disini saran dari saya bahwa jangan takut dan gentar untuk menghadapinya. Kita harus berani keluar dari zona nyaman yang sedari sebelumnya memang tantangan dan resiko ini memang belum muncul. Hadapi tantangan tersebut, ambl resiko yang sekiranya akan berdampak positif, dan jangan takut untuk mencoba hal-hal baru yang belum pernah dilakukan sebelumnya.
Ketika bisa melewati fase ini maka sudah dipastikan kita akan memiliki keberanian, ketangguhan mental, serta keterampilan dalam beradaptasi dengan keadaan.
- Evaluasi dan Penyesuaian
Ini menjadu fase terahir dan pelangkap agar pada setiap fase-fase yang telah dilalui mengalami progres ke arah yang lebih baik. Maka dari itu proses evaluasi ini harus secara teratur dilakukan terhadap kemajuan proses kita.
Kita juga harus bisa melakukan identifikasi, kiranya dimana letak-letak dalam fase kita berproses yang sudah mencapai target, mana yang belum, atau mungkin mana yang harus diganti atau disesuaikan. Disini juga kita harus bersedia untuk menerima perubahan dan terbuka akan hall baru yang mendorong terhadap percepatan proses demi progres yang lebih baik.
Hal terahir yang mungkin bisa menjadi arahan saya adalah, bahwa setiap pembaca atau individu memiliki perjalanan yang unik dan berbeda-beda dalam menjalankan progres tersebut. Di sini penting untuk fokus pada perkembangan diri pribadi lalu kemudian menemukan kebahagiaan dalam menjalani setiapp proses tersebut. Sehingga kembali pada point awal yaitu tercapainya keinginan dan terget yang sesuai dengan apa yang diharapkan.
Oleh : Muhammad Ragil Ar-Raqiib ([email protected]), Tokoh Pemuda Kabupaten Kuningan