KUNINGAN (MASS)- Proses pengebom air di titik api gunung Ciremai pada Sabtu pagi terpaksa dihentikan. Hal ini karena terjadi keruskan pada pesawat. Proses water bombing sendiri dilakukan selama dua kali atau setara dengan 2.000 liter air, karena satu kali bom 1.000 liter.
“Heli Water Boombing Bell 412SP mulai operasi pada pukul pukul 07.22 WIB dan melakukan pengeboman air ke lokasi kebakaran sebanyak 2 kali. Setelah itu pada pukul 10.00 WIB operasonal heli dihentikan karena ada kerusakan,” tandas Kalak BPBD Agus Mauludin melalui rilisnya, Sabtu (10/8/2019) sore.
Ia menerangkan, rencana penanganan pemadaman hari Minggu tanggal 11 Agustus 2019 adalah pemadaman dengan water bombing menggunakan Heli Bell 412SP kapasitas 1.000 liter. Bom air direncanakan pukul 08.00 WIB – 11.00 WIB.
Agus menjelaskan, pemadaman secara manual masih dilaksanakan yang dibantu oleh tim Pemantau dari puncak Gunung Ciremai dan Tim Dorongan Logis. Sedangkan personil yang terlibat dalam penanganan kebakaran hutan TNGC sebanyak 205 orang.
Mereka berasal dari unsur BPBD Kuningan, TNI, TNGC, Polri, BNPB, BPBD Prov. Jabar, MPGC Palutungan, MPGC Linggarjati, MPGC Linggasana, Masyarakat dan Volunteer, dann juga Pecinta Alam . Petugas tersebar di Posko Lapangan Palutungan, Pos taktis lapangan Sanghyang Ropoh, Pos taktis Linggarjati, Pos pantauan , Batas Vegetasi/Gua Walet dan Punak Ciremai, Tim Pemadam Damkarhutla : Jalur Pendakian Palutungan dan Linggarjati serta Pos pengamanan Logistik Pangguyangan Badak dan Pasanggrahan.
“Api masih menyala dibeberapa titik baik di area yang sudah terbakar maupun di perbatasan antara habitat edelweis dan hutan alam di sebelah Utara dan Selatan Kawah gunung Ciremai,” pungkasnya. (agus)