Connect with us

Hi, what are you looking for?

Kuningan Mass

Netizen Mass

Selandia Baru, Negara Paling Islami Sedunia

KUNINGAN (MASS) – Baru saja lembaga bernama Islamicity Foundation (http://islamicity-index.org/wp/latest-indices-2019/) mengeluarkan index negara-negara yang paling sesuai dengan nilai-nilai Islami dan ternyata negara Selandia Baru yang berada di belahan dunia bagian paling selatan dunia ini yang seringkali dianggap bagian dari negara barat menjadi negara yang paling islami sedunia.

Warga negara Selandia baru yang mayoritas berkulit putih dan sebagian suku asli Maori ternyata telah 2 tahun berturut-turut menjadi negara yang sesuai dengan nilai-nilai islami.

Sangatlah menarik untuk memperhatian hal ini selain karena penulis sedang mengalaminya sendiri saat ini dengan menampuh studi doktoral juga ketika aksi teroris terjadi pada tanggal 15 Maret 2019, penulis sedang sholat Jumat di Mushola kampus University of Canterbury tidak begitu jauh dari Masjid An-Nur sekitar 2.5 km.

Advertisement. Scroll to continue reading.

Warga Selandia Baru berbondong-bondong memberikan simpatinya pada umat Muslim dengan membantu menjaga umat Muslim baik dari segi materi maupun non-material sampai pada pemberian status permanent resident bagi keluarga korban yang ditinggalkan serta korban selamat dari penembakan tersebut termasuk keluarga korban.

Bentuk keberpihakan pada kelompok minoritas Muslim ini merupakan tindakan perlindungan negara Selandia Baru pada kebebasan memeluk agama dan menjamin keselamatannnya yang merupakan bagian dari indikator penting dalam penilaian index negara islami dari Islamicity Foundation ini.

Hal ini menunjukkan bahwa negara-negara barat yang sering diidentikkan dengan ketidakcocokan dengan Islam tampaknya perlu kita fikirkan ulang karena dari sepuluh besar negara-negara yang dianggap paling islami tersebut adalah negara-negara barat yang secara nyata telah menerapkan nilai-nilai islami dibanding negara-negara islam ataupun negara yang penduduknya mayoritas Muslim seperti Indonesia.

Advertisement. Scroll to continue reading.

Hal ini juga menunjukkan bahwa lingkungan di negara-negara barat bisa juga ternyata cocok dengan umat Muslim dan umat Muslim dapat hidup dengan islami di lingkungan negara-negara barat ini.

Yang menjadi poin penting di negara seperti Selandia Baru adalah mereka dapat menerjemahkan nilai-nilai islami dalam kehidupan sosial keseharian tanpa embel-embel syari macam pakaian syari yang sedang trend di Indonesia atau Syari’ah sekalipun mereka tampaknya mampu mewujudkannnya.

Misalnya saja berkata jujur (nilai-nilai integritas/kejujuran) merupakan salah satu nilai penting dalam islam namun tidak semua negara Islam atau negara yang berpenduduk mayoritas Islam dapat menerapkan nilai-nilai integritas ini hal ini dapat kita lihat atas praktek korupsi yang masih tinggi di negara-negara Islam atapun yang mayoritas Muslim. Jadi dalam hal ini negara-negara ini tidak dapat menerjemahkan nilai-nilai islami dalam kehidupan sosial dan politik keseharian.

Advertisement. Scroll to continue reading.

Penulis mengalami sendiri 2 kali pemilu di Selandia Baru yang ketika partai politik dan perdana menteri terpilih membuat rencana program dan ditawarkan kepada msyarakat maka mereka fokus untuk mewujudkannnya walaupun partai oposisi siap selalu untuk memberikan kritiknya. Namun bukan berarti Seluruh sendi kehidupan di Selandia Baru sudah islami misalnya masih dilegalkannya judi, mabuk-mabukan dengan minuman berakohol.

Yang menjadi ironi terbesar adalah rangking berapakah negara-negara islam atau negara dengan penduduk mayoritas Muslim? Yang paling tinggi adalah Uni Emirat Arab itupun berada pada rangking 44 dari 151 lalu bagaimana dengan Indonesia? Ternyata Indonesia hanya berada pada rangking 61 masih kalah dari beberapa negara di Asia macam Hong Kong (rangking 15), Jepang (rangking 16), Singapura (rangking 28) dan Malaysia (rangking 45).

Ironi ini secara tajam menusuk terlihat dari situs Islamicity Foundation yang mengutip pendapat dari Mohammad Abduh “I went to the West and saw Islam, but no Muslims; I got back to the East and saw Muslims, but no Islam.”

Advertisement. Scroll to continue reading.

(Saya pergi ke Barat dan melihat Islam, tapi tidak ada orang Muslim; saya kembali ke Timur dan melihat orang Muslim, tapi tidak melihat Islam).

Semoga kita warga Indonesia belajar banyak dari Selandia Baru akan penerpan nilai-nilai islami di Indonesia. Salam sehat selalu!

Penulis: Khairu Sobandi
(Warga Kuningan, sedang bersekolah doktoral di University of Canterbury, Selandia Baru)

Advertisement. Scroll to continue reading.
Advertisement
Advertisement

Berita Terbaru

Advertisement

You May Also Like

Education

KUNINGAN (MASS) – Aksi penembakan puluhan muslim di Masjid Deans Ave dan Masjid linwood yang berada di pusat Kota Christchurch Selandia Baru membuat semua...

Netizen Mass

KUNINGAN (MASS) – Salah satu program kampanye politik dalam setiap perhelatan pemilu mulai dari level nasional sampai desa adalah pengentasan kemiskinan dan penurunan angka...

Advertisement