GARAWANGI (MASS) – Beredar kabar tentang sebuah Taman Kanak-kanak (TK) Negeri Pembina Garawangi yang tidak memiliki murid baru di tahun ajaran ini.
Hal tersebut tentu menjadi menjadi perhatian banyak pihak, dari orang tua wali, sampai dinas pendidikan.
Kuninganmass.com mencoba mencari tahu langsung kabar tersebut melalui Kepala Desa Garawangi Haswidi SE.
Saat ditemui di kantornya, dirinya hanya menyampaikan keprihatinan kondisi sekolah pra-SD yang ada di daerahnya tersebut.
“Tentu ini jadi keprihatinan kita juga, karena pendidikan kan tanggung jawab bersama,” ujarnya saat ditemui Kamis (16/7/2020) siang.
Meski begitu, dirinya mengaku tidak memiliki kewenangan apapun tentang TK negeri tersebut. Pasalnya, meski letaknya berada di tanah kas desa, kewenangan tentang urusan sekolah ada di Dinas Pendidikan.
“Ya memang, sudah beberapa tahun minim siswa. Ada komunikasi juga ke desa, ya kita biasanya arahkan pada orang tua wali untuk memasukan anaknya kesana, toh ini di desa kita. Tapi balik lagi, orang tua juga kan punya pertimbangan sendiri, soal kepercayaan,” jawabnya saat ditanya apa saja yang sudah dilakukan pemerintah setempat.
Soal kepercayaan publik sendiri, sebagai kepala desa, dirinya menerima aduan dari orang tua murid yang menyekolahkan anaknya di TK tersebut.
Dalam aduan, disebutkan kurangnya kepercayaan orang tua, karena terjadinya beberapa kejadian yang sempat mencuat, terutama soal keuangan tabungan dan pembelian baju seragam.
“Aduannya itu ada beberapa, dari mulai manajemen pembelajaran, tabungan murid yang ‘sulit’ ditagih, dan pembelian baju di awal masuk sekolah, yang baru diberikan di akhir semester akhir, itupun karena mencuat, rame,” terangnya.
Dijelaskannya, ketidakpercayaan masyarakat dalam beberapa tahun ini, mengarah pada kepala sekolah sebagai jabatan tertinggi di manajemen sekolah.
Kuninganmass.com juga coba mengkonfirmasi hal tersebut dengan mendatangi langsung ke pihak sekolah. Sayangnya, saat dikunjungi, kepala sekolah sedang tidak ada di sekolah.
Hanya ada beberapa pekerja yang sedang melakukan rehabilitasi, serta dua guru perempuan di ruang guru, yang terlihat ‘tegang’ saat didatangi. Mereka berdua bilang, kepala sekolah sedang rapat di luar.
Soal murid pun, tidak banyak informasi yang diberikan. Setelah menyebut ada 15 murid yang kini belajar di rumah, tidak ada informasi lebih lanjut karena mereka mengarahkan untuk langsung ke kepala sekolah saja.
Dari informasi yang dihimpun kuninganmass.com, ada setidaknya dua jenjang siswa di sekolah tersebut. Maka, jika tahun ini tidak memiliki murid, dan tahun depan terjadi hal yang sama, maka akan ada kekosongan murid di sekolah tersebut. (eki)