KUNINGAN (MASS) – Tewasnya seorang santri asrama pondok karena dugaan penganiayaan, membuat prihatin banyak pihak. Hal itulah yang juga ditunjukkan Kadisdikbud Kabupaten Kuningan U Kusmana M Si.
Awalnya, ia mengatakan bahwa pontren dan SLTA bukan kewenangannya. Namun, sesama dunia pendidikan, pihaknya turut prihatin atas kejadian tersebut.
“Atas nama dunia pendidikan, ikut prihatin terkait terjadinya kejadian yang terjadi di Husnul Khotimah tersebut. Mudah-mudahan (kekerasan di lingkungan pendidikan ini) yang terakhir di Kabupaten Kuningan,” kata Uu, Rabu (6/12/2023).
Ia mengatakan, sebenarnya upaya Pemda terkait dengan bullying, perundungan dan kekerasan, terus dilakukan. Bahkan, Pemda telah beberapa kali mengeluarkan surat edaran, entah itu soal tim penanggulangan pencegahan kekerasan, bahkan ada tim satgas juga.
“Kita sudah beberapa kali mengedukasi melalui Pimda Nyawah melalui Bupati, Dandim, Kapolres. Kita sudah berupaya berikhtiar-lah, Pemda sudah berupaya, sehingga terjadinya saat ini sangat prihatin,” terangnya.
Adapun soal pondok yang bersangkutan, Kadis Uu mengaku sudah diundang oleh Pj Bupati. Bukan hanya Disdikbud yang dipanggil, tapi juga duduk bersama Kemenag dan pihak yayasan pondok untuk menyamakan visi kedepan agar tidak terjadj lagi.
Ia mengungkapkan tidak bisa berkomentar banyak karena bukan kewenangannya secara kedinasan, serta sudah ditangani kepolisian. Namun, sejauh yang ia tahu, pihak yayasan juga sudah menerangkan apa yang terjadi ke Pj Bupati. (eki)