Connect with us

Hi, what are you looking for?

Kuningan Mass

Education

Sambutan Perdana Rektor Baru pada Wisuda II UNISA di Horison

KUNINGAN (MASS) – Sebagai Rektor baru Universitas Islam Al Ihya Kabupaten Kuningan yang baru beberapa bulan menjabat, Nurul Iman HA SAg MSi membeberkan berbagai hal kaitan dengan keberadaan perguruan tingginya selama ini. Sambutan di bawah ini dimuat secara utuh supaya bisa dipahami secara utuh pula.

UNISA berdiri pada tanggal 16 Mei 2014, baru berusia 3 tahun, 7 bulan, usia yang sangat muda dan membutuhkan vitamin-vitamin tambahan agar pertumbuhannya bisa membanggakan, sekalipun 28 tahun sebelumnya berdiri STAI Al-Ihya Kuningan, artinya kiprah Yayasan Al-Ihya Kuningan dalam bidang pendidikan tinggi telah berlangsung selama 31 tahun, sebanyak 4000 lebih lulusan sudah berkiprah di berbagai lini kehidupan masyarakat. Sejak bulan april 2017 secara resmi STAI Al-Ihya beralih bentuk menjadi Fakultas Ilmu Keislaman di bawah manajemen Universitas Islam Al-Ihya Kuningan.

Sehubungan dengan acara wisuda ini, perkenankan saya baik atas nama pribadi maupun sivitas akademika Universitas Islam Al-Ihya Kuningan dengan penuh kebanggaan mempersembahkan 223 orang wisudawan-wisudawati yang berhasil menamatkan pendidikan mereka di Program Studi Pendidikan Agama Islam 40 orang, Pendidikan Guru Madrassah Ibtidaiyah 123 orang, Perbankan Syariah 25 orang, Pendidikan Guru PAUD 7 orang, Pendidikan Guru Sekolah Dasar 17 orang, Kesehatan Masyarakat 6 orang dan Program Studi Gizi sebanyak 5 orang. Harapan kami, para lulusan bisa berkarya di berbagai bidang yang mereka minati. Namun, sebagai lulusan universitas Islam dimana nilai-nilai Islam diinternalisasikan di dalamnya, kami juga berharap para lulusan bisa berkarya di atas landasan spirit dan etik Islam. Landasan tauhid yang kuat dan prilaku Islami yang dikedepankan akan menjadi modal utama dalam melanjutkan karya nyata di masyarakat. Prestasi akademik tidak akan bernilai apapun, jika nilai-nilai Al-quran dan hadits kita tinggalkan, pesan saya, apapun yang wisudawan hadapi setelah hari ini dan saat hari-hari berkarya di masyarakat, cukuplah Allah sebagai penolong, kekuasaan Nya tanpa batas, lalu mengapa harus mencari penolong selain Allah?.

Wisudawan dan wisudawati adalah sarjana milenial, sarjana yang dituntut akrab dengan perkembangan teknologi yang berkembang pesat melebihi perkembangan dinamika social masyarakat, adik-adiku sekalian sarjana milenial dituntut untuk memiliki beberapa kemampuan. pertama, kritis dalam membaca keadaan, tidak mudah terbawa informasi yang belum tentu kebenarannya, derasnya informasi membutuhkan saringan kritis yang lebih tajam. Kedua, Pandai mengevaluasi diri, muhasabah, jadikan agama menjadi patokan dalam mengevaluasi diri, perbaiki hubungan personal dengan ilahi, itulah kunci keberkahan dan kesuksesan yang sebenarnya. Ketiga, Positif terhadap peluang, tanggapan yang positif terhadap peluang yang menghampiri adalah kunci utama kesuksesan hidup, dengan tetap menjunjung tinggi sikap kritis, integral analisist. Keempat, kepedulian sosial, asal kita adalah masyarakat, setinggi apapun karya dan prestasi kita di dunia akademik tidak akan berarti apapun jika semua itu tidak memberikan dampak bagi masyarakat, jadilah solusi bagi masyarakat sekitar kita.

Advertisement. Scroll to continue reading.

Terkait tantangan dan kebutuhan pengembangan ke depan, UNISA Kuningan memiliki tagline Cerdas Pikir, Cerdas Dzikir dan Peduli, think smart, religious and care. Ramuan antara kecerdasan, spiritualitas dan kepedulian sosial diharapkan mampu menghasilkan karya akademik yang bermanfaat. Tagline ini mencerminkan ikhtiar kita mengembangkan UNISA Kuningan sebagai lembaga pendidikan tinggi keislaman dan keilmuan, membumikan nilai-nilai keislaman dalam setiap pengabdian, kita tidak ingin UNISA hanya menjadi perguruan tinggi biasa-biasa saja. Lebih dari itu, kita ingin, UNISA tampil menselaraskan antara dunia keilmuan dengan kebutuhan ril masyarakat yang sesungguhnya. Ilmu yang tidak ekslusif sebagai ilmu, namun ilmu yang amaliah. Sehingga yang kita kembangkan adalah Ilmu amaliah dan amal ilmiah. Ilmu yang diamalkan dan amal yang berlandaskan keilmuan.

Berangkat dari dinamika tantangan yang dihadapi, maka pada aspek cerdas pikir/think smart, UNISA kuningan berupaya agar bisa menjadi pusat kajian dan penelitian yang menyajikan solusi bagi berbagai permasalahan yang ada, berpikir kritis terhadap perkembangan perubahan zaman, dengan cara-cara elegan dan diplomatis, mengedepankan persatuan dan silaturahim. Kerjasama yang sudah dibangun dengan berbagai pihak, diharapkan dapat menopang fungsi tri darma pendidikan tinggi dalam bidang pendidikan dan penelitian.

Peningkatan kualitas tenaga pendidik, dalam bidang keilmuan menjadi prioritas utama dalam peningkatan kecerdasan berfikir ini, Beberapa dosen sedang menempuh pendidikan baik secara mandiri dan beasiswa, dari kementian Agama, maupun kementrian ristek dikti. 2 orang beasiswa program S3 5000 doktor kementrian agama di Medan dan bandung dan 1 orang di UGM untuk teknologi pangan beasiswa BUDIDN.

Lingkungan akademik yang kondusif bagi pengembangan keilmuan menjadi prioritas utama, dosen dan mahasiswa didorong untuk haus terhadap pengembangan ilmu, meneliti untuk amaliah, mengkaji untuk amaliah. Berfikir cerdas adalah juga berupaya untuk tidak mudah terprovokasi dengan informasi yang hadir dengan sangat derasnya, jarak antara kebenaran dan ketidakbenaran yang semakin tipis terlihat ini menuntut sivitas akademika UNISA untuk think smart/berpikir cerdas.

Advertisement. Scroll to continue reading.

Aspek kedua yang menjadi pegangan pengembangan UNISA adalah Cerdas Dzikir/religious, meneguhkan keimanan dalam setiap tindakan, artinya semua tindakan akademik harus selaras dengan keyakinan yang kuat bahwa hanya Allah lah penguasa alam semesta,

” dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula)….” (al-An’aam: 59).

landasan Tauhid inilah yang dapat menghantarkan kebahagian di dunia dan di akherat kelak. UNISA yakin, apapun yang kita kaji dan pelajari harus mengukuhkan dan memperkuat ketaatan kepada Allah dengan Akhlakul Karimah, sebagaimana dicontohkan oleh Rasulullah SAW.

Aspek ketiga yang menjadi landasan UNISA adalah Kepedulian Sosial/Social Responsibility, keterpaduan antara kecerdasan berfikir dan dzikir sebagai keshalehan ritual, keshalehan individu, akan sempurna jika kita sempurnakan dengan keshalehan sosial. Peduli kepada sesama, keilmuan yang dikembangkan adalah keilmuan yang memberikan manfaat buat masyarakat dan memberikan solusi terhaddap permasalahan-permasalahan yang dihadapi masyarakat.

Advertisement. Scroll to continue reading.

Bagi civitas akademika UNISA ketinggian ilmu pengetahuan yang dimiliki belum bernilai apapun jika belum mampu memberikan kontribusi amal kepada masyarakat. Setiap lulusan didorong untuk berperan aktif dalam setiap aktifitas masyarakat di berbagai lini kehidupan.

Salah satu wujud kepedulian UNISA saat ini UNISA memberikan beasiswa penuh bagi penghafal Al-Quran 30 juz, ada 7 mahasiswa dan beasiswa lainnya yang didukung diantaranya oleh BAZIS Kabupaten Kuningan, beasiswa kemenag RI, beasiswa Bidik Misi dari Kementrian ristek dikti. terima kasih. Saya ingin menegaskan kembali komitmen UNISA memberikan peluang sebesar-besarnya bagi para mahasiswa berprestasi atau berlatar belakang ekonomi menengah bawah. Hal ini dilakukan dengan pemberian beasiswa, baik melalui anggaran UNISA maupun lembaga-lembaga donor yang mempercayakan penyalurannya kepada UNISA.

Aspek ketiga inilah sebagai bukti tri darma perguruan tinggi yang ke 3 yaitu pengabdian kepada masyarakat. Keterpaduan antara kecerdasan berfikir, kecerdasan berdzikir dan kepedulian, diharapkan akan menghasilkan sarjana-sarjana milenial yang paripurna, yang bijak dan luwes dalam menghadapi masalah, bukan kaku. yang cenderung toleran bukan fanatik, berkaraakter rasional bukan emosional, memiliki jiwa yang stabil bukan labil dan berkepribadian tenang bukan arogan. Kami yakin “Educations is the most Powerful weapon which you can use to change the world”, pendidikan adalah senjata yang luar biasa untuk merubah dunia, itulah yang dikatanya Nelson Mandela saat awal memimpin Afrika Selatan. (deden)

Advertisement. Scroll to continue reading.
Advertisement

Berita Terbaru

Advertisement
Advertisement

You May Also Like

Advertisement